"Mudah-mudahan dalam suasana dakwah, suasana berkemajuan, suasana politik, bangsa ini tetap bersatu," kata Wapres dalam pidato pembukaan Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin.
Menurut Wapres, masyarakat boleh berbeda pilihan dalam menggunakan hak suara di tempat pemungutan suara (TPS), tetapi proses pemilihan yang berlangsung maksimal 10 menit karena memilih calon pemimpin tersebut, mereka tetap bisa bersamaan memajukan bangsa ini.
"Itu hanya masalah lima sampai 10 menit karena banyak yang dipilih. Jangan masalah yang 10 menit itu menjadikan kita terpecah belah, jangan. Kita tetap bersatu memajukan bangsa ini, kita punya hak untuk itu," kata Wapres.
"Untuk generasi muda tentu anda harus mempergunakan hak anda, karena hak itu adalah hak anda, salah satu cara bagaimana memajukan bangsa dengan menggunakan hak politik itu. Itu harapan kita semua," katanya.
Oleh sebab itu, menurut Wapres, dalam Muktamar Pemuda Muhammadiyah yang salah satu agendanya memilih pemimpin, maka kader organisasi itu bisa menggunakan hak yang sudah menjadi hak demokrasi untuk menentukan pimpinan selanjutnya.
Wapres juga mengatakan, tahun ini adalah tahun politik, karena itu akan menjadi bagian daripada orang untuk berdemokrasi, dan demokrasi itu adalah cara rakyat dan bangsa Indonesia memilih pemimpin yang baik.
"Dan tentu saya menghargai pandangan Muhammadiyah, pilihlah yang terbaik, bukan memilih siapa yang paling keras atau yang paling hebat kampanyenya, namun siapa yang terbaik, dan yang membuktikannya," katanya.
Wapres juga mengatakan, dalam sebuah organisasi masyarakat, tentu tidak dipungkiri terkadang ada perbedaan pandangan politik. Dan itulah demokrasi yang baik di negeri ini, demokrasi untuk memilih yang terbaik.
"Demokrasi bukan angka, bukan hitungan saja, tetapi demokrasi adalah bagaimana mencapai kemajuan, dan siapa yang paling bisa majukan bangsa ini, itulah yang jadi hak politik daripada masyarakat, dan itu merupakan hak asasi kita yang terbaik untuk kemajuan bangsa ini," katanya.
Menurut Wapres, masyarakat boleh berbeda pilihan dalam menggunakan hak suara di tempat pemungutan suara (TPS), tetapi proses pemilihan yang berlangsung maksimal 10 menit karena memilih calon pemimpin tersebut, mereka tetap bisa bersamaan memajukan bangsa ini.
"Itu hanya masalah lima sampai 10 menit karena banyak yang dipilih. Jangan masalah yang 10 menit itu menjadikan kita terpecah belah, jangan. Kita tetap bersatu memajukan bangsa ini, kita punya hak untuk itu," kata Wapres.
"Untuk generasi muda tentu anda harus mempergunakan hak anda, karena hak itu adalah hak anda, salah satu cara bagaimana memajukan bangsa dengan menggunakan hak politik itu. Itu harapan kita semua," katanya.
Oleh sebab itu, menurut Wapres, dalam Muktamar Pemuda Muhammadiyah yang salah satu agendanya memilih pemimpin, maka kader organisasi itu bisa menggunakan hak yang sudah menjadi hak demokrasi untuk menentukan pimpinan selanjutnya.
Wapres juga mengatakan, tahun ini adalah tahun politik, karena itu akan menjadi bagian daripada orang untuk berdemokrasi, dan demokrasi itu adalah cara rakyat dan bangsa Indonesia memilih pemimpin yang baik.
"Dan tentu saya menghargai pandangan Muhammadiyah, pilihlah yang terbaik, bukan memilih siapa yang paling keras atau yang paling hebat kampanyenya, namun siapa yang terbaik, dan yang membuktikannya," katanya.
Wapres juga mengatakan, dalam sebuah organisasi masyarakat, tentu tidak dipungkiri terkadang ada perbedaan pandangan politik. Dan itulah demokrasi yang baik di negeri ini, demokrasi untuk memilih yang terbaik.
"Demokrasi bukan angka, bukan hitungan saja, tetapi demokrasi adalah bagaimana mencapai kemajuan, dan siapa yang paling bisa majukan bangsa ini, itulah yang jadi hak politik daripada masyarakat, dan itu merupakan hak asasi kita yang terbaik untuk kemajuan bangsa ini," katanya.