Pemkab Musi Banyuasin evaluasi pemberantasan penyakit filariasis

id kaki gajah,penyakit filariasis,musi banyuasin,berita sumsel,berita palembang,antara sumsel,antara palembang

Pemkab Musi Banyuasin evaluasi pemberantasan penyakit filariasis

Dokumentasi- Para petugas sedang memberikan obat penyakit kaki gajah kepada warga usai pencanangan pengobatan massal penyakit kaki gajah (Filariasis). (ANTARA/Edi Suhaedi)

Musi Banyuasin (ANTARA News Sumsel) - Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, mengevaluasi program pemberantasan penyakit kaki gajah atau filariasis guna memaksimalkan perlindungan masyarakat dari penyakit yang dapat mengakibatkan cacat tetap itu.

"Untuk memberantas filariasis atau penyakit kaki gajah di Bumi Serasan Sekate ini, kegiatan sosialisasi cara mencegah serangan penyakit tersebut dan program pemberian obat massal pencegahan (POMP) filariasis perlu dievaluasi agar kualitasnya bisa lebih baik," kata Sekda Musi Banyuasin Apriyadi, di Sekayu, Senin.

Dia menjelaskan, melalui evaluasi program itu diharapkan kinerja dari kader pemberantas penyakit tersebut meningkat dan kegiatan pemberantasan filariasis lebih efektif.

Selain itu, pihaknya juga berupaya menggalakkan kegiatan sosialisasi pencegahan dan penjelasan kepada masyarakat mengenai penyakit kaki gajah itu, katanya.

Menurut dia, dalam setiap kesempatan, pihaknya terus berupaya menjelaskan kepada masyarakat mengenai penyakit kaki gajah itu dan cara penularannya dan tindakan pencegahnnya.

Filariasis merupakan penyakit menyerang saluran kelenjar limpa (getah bening) yang disebabkan oleh berbagai jenis nyamuk yang mengandung larva atau bahasa latinnya microfilariasis.

Penyakit kaki gajah itu dapat menyerang semua golongan umur dan dapat menimbulkan kecacatan menetap, stigma sosial, hambatan psikologis, Sumberdaya Manusia (SDM) menurun dan kerugian ekonomi.

Gejala klinis filariasis pada tahap awal (akut) yakni demam berulang lebih dari satu sampai dua kali setiap bulan bila bekerja berat, tetapi dapat sembuh tanpa diobati dan timbul benjolan dan terasa nyeri pada lipatan paha atau ketiak tanpa ada luka.

Sedangkan gejala pada tahap lanjut (kronis) yakni pembesaran yang timbul pada kaki, tangan, kantong buah zakar, payudara atau alat kelamin wanita dan lama-kelamaan pembesaran tersebut menjadi cacat menetap.

Melalui perbaikan kegiatan pemberantasan penyakit itu diharapkan ke depan tidak ada lagi masyarakat yang terkena penyakit yang bisa mengakibatkan penderitanya mengalami kecacatan itu, katanya.