BBKSDA selidiki temuan jejak harimau sumatera

id harimau,jejak harimau,bksda,berita sumsel,berita palembang,populasi harimau

BBKSDA selidiki temuan jejak harimau sumatera

Arsip- Kamera penjebak yang dipasang pekerja satwa liar terlihat harimau. (Ist)

Pekanbaru (ANTARA News Sumsel) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyelidiki temuan jejak-jejak harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di areal perkebunan karet di Desa Koto Tuo Kecamatan XIII Koto Kampar.

Kepala BBKSDA Riau, Suharyono kepada Antara di Pekanbaru, Selasa mengatakan, tim reaksi cepat tersebut saat ini tengah berada di lokasi untuk menggali informasi pascatemuan sejumlah jejak harimau oleh masyarakat.

"Pengecekan sementara memang ditemukan jejak-jejak diduga harimau sumatera. Kami masih terus mendalami temua itu," katanya.

Dia mengatakan sedikitnya ada dua titik temuan jejak harimau di sekitar lokasi tersebut. Diperkirakan jejak tersebut berasal dari harimau sumatera dewasa.

Sementara itu, selain terus menyelidiki keberadaan satwa dilindungi dari temuan jejak-jejak tersebut, tim BBKSDA Riau juga berusaha meredam masyarakat untuk tidak bertindak di luar ketentuan.

"Kami meminta agar masyarakat tidak perlu panik dan memberikan pemahaman tindakan yang tepat apabila berjumpa dengan harimau," ujarnya.

Lebih jauh, BBKSDA Riau bersama masyarakat juga rencananya memasang perangkap harimau dengan umpan berupa daging di sekitar temuan jejak tersebut.

Temuan jejak harimau tersebut sebelumnya viral di sejumlah media sosial. Bahkan, beberapa media setempat sempat memberitakan temuan jejak harimau tersebut.

Berdasarkan penelusuran Antara, temuan jejak harimau itu terjadi pada 4 Juli 2018. Temuan itu kemudian diunggah oleh beberapa warga ke media sosial.

Bahkan, dalam unggahannya warga mengaku sangat khawatir dengan keberadaan si raja rimba yang disebut sebagai "Datuk" di wilayah Kampar.

Keberadaan harimau yang memasuki permukiman dan perkebunan warga bukan yang pertama kalinya terjadi. Belum lama ini, Bonita, harimau betina dewasa menjadi terkenal setelah proses pencarian dilakukan tiga bulan lamanya melibatkan tim gabungan TNI dan Polri.

Bonita sendiri sempat menewaskan dua warga di kawasan perkebunan sawit kabupaten Indragiri Hilir sebelum akhirnya berhasil ditangkap dan dibawa ke Dharmasraya Sumatera Barat.