Belasan gajah liar masuk kampung

id gajah,gajah liar,gajah masuk pemukiman warga,warga lampung,gajah lampung,berita sumsel,berita palembang

Belasan gajah liar masuk kampung

Dokumentasi - Sejumlah gajah berada di lokasi Conservation Response Unit (CRU) Sampoiniet. (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Bandarlampung (ANTARA News Sumsel) - Warga mengeluhkan kehadiran belasan gajah sumatera liar masuk ke permukiman di Pekon (Kampung) Gunungdoh, Kecamatan Bandarnegeri Semuong, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, dan Jumat (20/4) malam merusak rumah warga setempat.

Warga ketika dihubungi dari Bandarlampung, mengeluhkan gangguan gajah liar sedikitnya 12 ekor itu. Mereka mendesak pihak berwenang untuk menanganinya, mengingat hingga berita ini dibuat belum ditangani oleh pihak berwenang kendati sudah dilaporkan ke sejumlah pihak berkompeten.

Gajah-gajah liar itu telah merangsek masuk permukiman hingga ke rumah-rumah warga setempat, kata Riswan, warga setempat. Rumah warga itu pun menjadi sasaran dirusak kawanan gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) ini.

"Sedikitnya 12 gajah liar itu setidaknya sudah sebulan berpindah-pindah masuk ke permukiman warga di sekitar sini. Sekarang masuk ke permukiman di Blok 6 Pekon Gunungdoh, Kecamatan Bandar Negeri Semong," kata Riswan, seraya menyebutkan kawanan gajah liar itu sebelumnya dilaporkan masuk ke permukiman warga di Blok 3.

Dia menyatakan hingga saat ini memang belum ada korban di kalangan warga setempat. Namun gangguan gajah liar itu menimbulkan trauma dan berdampak bagi warga umumnya tidak bisa beraktivitas normal, karena khawatir menjadi sasaran serangan gajah liar itu.

"Sampai saat ini belum ada tindakan dari aparat yang berwenang," katanya.

Belum diperoleh konfirmasi dari pihak berwenang di Pemerintah Kabupaten Tanggamus maupun pihak Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) terkait gangguan gajah liar itu maupun penanganannya.

Sejumlah warga dan para aktivis lingkungan di Lampung berharap para pihak dapat segera mengatasi ancaman konflik gajah dengan manusia tersebut, sehingga dapat dicari solusinya tidak timbul korban warga maupun kerugian harta benda lebih besar maupun ancaman terhadap satwa liar jenis langka dan dilindungi di dunia tersebut karena kemarahan warga yang terusik.