Cirebon (ANTARA News Sumsel) - Dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia dr Arifianto Sp.A. mengatakan, orang tua harus memahami efek pascaimunisasi yang terjadi pada anak sebelum melakukan vaksinasi guna mencegah kecemasan dan salah pemahaman.
"Seharusnya sebelum divaksinasi orang tua diinfokan terlebih dulu tentang vaksin dan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) agar tidak menimbulkan kekhawatiran," kata Arifianto di Cirebon, Rabu.
Dia menyatakan ada baiknya petugas yang memberikan vaksin menginformasikan mengenai KIPI, termasuk kategori KIPI ringan dan berat yang mungkin terjadi pada anak pascaimunisasi.
"Demam, bengkak di tempat suntik itu KIPI ringan, tapi itu hal yang wajar," kata Arifianto. Sementara kategori KIPI berat ialah yang menimbulkan efek kejang, pingsan, perawatan, atau hingga meninggal.
"KIPI berat setelah imunisasi masuk ICU lalu meninggal, itu ada. Tapi kasusnya sangat langka, satu banding satu juta," kata Arifianto mengacu pada kasus KIPI di luar negeri.
Kepala Divisi Surveilans dan Uji Klinis Bio Farma Novilia Sjafri Bachtiar mengatakan perusahaan produsen vaksin di Indonesia tersebut tetap memantau produk vaksin saat dilakukan imunisasi apabila terjadi KIPI.
Bio Farma menerima laporan KIPI dari tempat pelayanan imunisasi dan masyarakat untuk selanjutnya diteruskan pada Komnas KIPI dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan untuk dilakukan investigasi.
Novilia menyebutkan mayoritas KIPI yang terjadi ialah KIPI ringan. Namun untuk beberapa kasus KIPI yang menyebabkan sakit disebabkan karena adanya faktor lain seperti riwayat penyakit atau alergi pada anak yang diimunisasi.
Novilia menegaskan hingga saat ini belum pernah ada kasus KIPI yang disebabkan oleh kualitas vaksin Bio Farma.
(T.A071/D. Purnamawati)
Berita Terkait
KemenPPPA lakukan pendampingan kepada anak korban mutilasi di Ciamis
Minggu, 5 Mei 2024 14:00 Wib
Inovasi pemadam api baterai EV, penemunya perusahaan anak bangsa
Minggu, 5 Mei 2024 4:00 Wib
Ratusan anak OKU peroleh makanan tambahan berbahan ikan
Rabu, 1 Mei 2024 17:02 Wib
Polisi tangkap dua pelaku rudapaksa gadis di bawah umur
Selasa, 30 April 2024 7:04 Wib
Perceraian jadi penyebab fenomena kekurangan sentuhan ayah
Minggu, 28 April 2024 23:00 Wib
Program Anak Umang fasilitasi 651 anak di OKU urus KIA
Sabtu, 27 April 2024 23:07 Wib
Polres Agam tangkap pelaku pencabulan anak tiri
Jumat, 26 April 2024 16:33 Wib
Dahulukan literasi digital sebelum anak menggunakan internet
Kamis, 25 April 2024 12:14 Wib