Produksi industri manufaktur Sumsel alami perlambatan

id manufaktur, industri, industri manufaktur, bps, industri manufaktur alami perlambatan, ekspor dan impor,pabrik kertas

Produksi industri manufaktur Sumsel alami perlambatan

Foto udara pembangunan pabrik OKI Pulp & Paper Mills di Sungai Baung Kec Air Sugihan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan, Rabu (5/10). (ANTARA News Sumsel/Nova Wahyudi/16)

Palembang  (ANTARA News Sumsel) - Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang Sumatera Selatan selama triwulan IV tahun 2017 mengalami perlambatan atau minus 15,93 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan Yos Rusdiansyah di Palembang, Senin mengatakan, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang ini menurun cukup tajam dibandingkan pada triwulan sebelumnya minus 4,06 persen.

"Sebagian besar produksi tersebut pada triwulan IV tahun 2017 mengalami penurunan pertumbuhan," katanya.

Penurunan produksi industri tersebut selama triwulan IV tahun 2017 utamanya disebabkan oleh penurunan pertumbuhan industri minuman (KBLI 11) sebesar minus 22,58 persen.

Ia mengatakan, banyaknya stok yang beredar di pasaran juga menyebabkan kegiatan produksi industri minuman berkurang sehingga berdampak pada penurunan produksi industri ini.

Industri karet, barang dari karet dan plastik (KBLI 22) mengalami kenaikan pertumbuhan yang paling tinggi pada triwulan IV tahun 2017 sebesar 2,63 persen dibandingkan jenis IBS lainnya.

IBS dengan pertumbuhan terendah di Sumatera Selatan terjadi pada industri minuman sebesar minus 22,58 persen, sedangkan peningkatan tertinggi terjadi pada industri karet. Barang dari karet dan plastik sebesar 2,63 persen.

Namun, secara nasional pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang itu pada triwulan IV tahun 2017 sebesar minus 0,59 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan Sumatera Selatan, katanya.