1 Maret film layar lebar Jambi ditayangkan

id film,Trip N Vlog,Negeri Seribu Sungai, film tentang jambi,tayang di bioskop, berita palembang,berita sumsel

1 Maret film layar lebar Jambi ditayangkan

Ilustrasi (Antarasumsel.com)

Jambi (Antaranews Sumsel) - Film layar lebar "Trip N Vlog" yang mengangkat kearifan lokal Jambi akan tayang di bisokop pada 1 Maret 2018, kata Produser film tersebut, Resdi Sulaeman.

"Penyebaran film hampir ke seluruh Indonesia. Tentu kita berharap bisa membangun antusias masyarakat untuk menonton," katanya melalui siaran pers yang diterima Antara, Rabu.

Resdi mengatakan film itu awalnya berjudul "Negeri Seribu Sungai" ini kini berganti judul, yakni Trip N Vlog #pulangkampung.

"Ada pertimbangan lain mengapa berganti judul. Namun cerita, aktor, setting budaya tetap full Jambi. Tidak ada yang berubah," kata Resdi.

Resdi mengatakan, setelah melewati proses persiapan yang matang film ini akan meluncur ke bioskop pada 1 Maret 2018. Kata dia, tak hanya Bioskop 21 saja film ini juga akan tayang di Cinemax, Blitz dan Platinum.

"Penyebaran film hampir ke seluruh Indonesia. Tentu kita berharap bisa membangun antusias masyarakat untuk menonton," katanya.

Dijelaskannya, film ini digagas dan dibangun oleh beragam kalangan dari Jambi. Mulai dari seniman, pendidik, jurnalis hingga masyarakat Jambi yang peduli dan merasa penting untuk menggaungkan kecintaan pada budaya dan lingkungan di era seperti sekarang.

Film yang mengambil lokasi di beberapa dareah Jambi ini melibatkan tenaga profesional Jambi serta pemain lokal yang jumlahnya cukup besar.

Dikemas dengan cara ringan dan menghibur meskipun disisipi pesan-pesan moral, film yang disutradarai Haryo Suryo Purnomo ini fokus kepada lingkungan dan menjaga aset budaya.

"Membangun pemahaman pentingnya menjaga kampung halaman. #pulangkampung, sebagai simbol mencintai warisan nenek moyang," ujarnya.

Sederet artis nasional juga ikut berperan dalam film ini, seperti Amel Carla dan Reza Pahlepi. Amel memerankan Qiana (15) yakni seorang travel vloger mengisi liburannya berkunjung ke tempat kakeknya di dareah Kampung Tengah, Jambi. Sebuah daerah di pinggiran sungai Batanghari, Jambi.

Setiba di kampung Tengah Qiana mendapati rumah kakeknya Sofyan 56 tahun (Azhar) tertutup rapat tampak sepi dan kosong. Qiana pun sementara tinggal di rumah Nenek Maryam tetangga kakeknya.

Meskipun kakeknya belum juga datang namun Qiana tidak merasa kesepian, dia ngevlog di beberapa tempat tempat kampung bersama teman-teman barunya, Izal, Sigkli dan Juno.

Kakek Sofyan pulang, dia terkejut melihat rumahnya sudah berantakan. Keterkejutannya berlanjut melihat cucu kesayangannya, Qiana sudah ada di kampungnya. Kakek Qiana habis diburu anak buah Defri karena diam-diam menyembunyikan teratai emas di dalam hutan, yang diambilnya di sekitar penambangan liar milik Defri (Ide bagus Putra).

Kakek Sofyan pun terus diburu anak buah Defri karena emas itulah yang selama ini dicari oleh Alex (Reza Pahlevi), bos Defri sekaligus pemodal penambang liar di area hutan tepi Sungai Batanghari.

Qiana yang merasa sering diacuhkan kakeknya, memilih bermain-main bersama teman barunya. Qiana pun mulai sering ngevlog di beberapa tempat bersama teman teman barunya yang bertingkah lucu. Sigkli teman barunya, ngotot minta dibuatkan foto di bawah menara sutet untuk dipamerkan di facebooknya agar terlihat seperti berada di tengah menara Eifel.

Defri yang terus-terusan dikejar bosnya, Alex agar segera mengambil barang yang ia cari merasa kesulitan merayu Kakek Sofyan. Apalagi Kakek Sofyan ternyata sudah melaporkan pada petugas kalau ia menemukan emas di area penambangan pasir liar.

Alex pun semakin marah dan geram hingga akhirnya ia memerintahkan Defri cs menculik Qiana agar Kakek Sofyan mau membarter emas dengan cucunya.

Qiana yang saat itu tengah bermain-main dengan tiga teman diculik anak buah Defri. Tiga teman Qiana mengikuti jejak Qiana ke dalam hutan. Namun tidak berhasil menemukan Qiana.

Tiga temannya melaporkan hilangnya Qiana pada Kakek Sofyan. Mendapat laporang itu Kakek Sofyan yang kaget langsung mencari Qiana ke dalam hutan dan meninggalkan anak-anak.

Tiga teman barunya pun mencari Qiana ke dalam hutan namun tak jua ditemukan. Dibantu Kakak Qiana, Agastian (Gerald Muhammad) yang baru saja tiba, mereka langsung mencari Qiana.

Dari rekaman terungkap jika ada keterlibatan anak buah Defri, Ayah Juno teman Qiana. Sementara Qiana yang disekap dalam rumah hutan berhasil meloloskan diri. Namun, bukannya bebas Qiana malah tersesat dalam hutan. Sehingga para pencarinya kesulitan menemukan Qiana.

Lokasi syuting film ini 100 persen ada di Provinsi Jambi. Lokasi-lokasi utamanya adalah Candi Muarojambi, Jambi Kota Seberang, Sungai Batanghari, Gentala Arasy, Hutan Pinus Kota Jambi, Bandara Sultan Thaha Jambi, Bukit Kahyangan Sungaipenuh dan Danau Kerinci.

Tak hanya lokasi syuting, 90 persen artis dan crew dalam film ini adalah para seniman Jambi. Amel Carla, Reza Pahlepi dan Gerald Muhammad adalah tiga artis nasionalnya. Selebihnya adalah artis-artis Jambi.

Ada sejumlah nama artis Jambi yang ikut dalam film ini, yakni Reza, Da¿i Alamsyah, Muhammad Supiyadi, Azhar MJ, Ide Bagus Putra, Didi Hariyadi, Zaidan dan sejumlah pemalin lokal lainnya.

"Bukan hanya artis, casting director, koordinator produksi dan crew-crew lainnya juga kita ambil dari orang-orang Jambi," kata Resdy.

Menurut Resdy, melibatkan kawan-kawan di Jambi bukan tanpa alasan. Ada misi-misi lain yang akan dibawa. Tak hanya menargetkan film ini sukses, namun dia ingin berbagi pengalaman berbagi ilmu terkait pembuatan film layar lebar.

"Semacam ingin menebar virus semangat untuk kawan-kawan seniman, terutama film maker Jambi. Bukan hanya suksesnya film ini saja, saya ingin berkelanjutan," ujar Resdy.

Dalam film yang diproduksi oleh Qasthalani Citra Film, sangat jelas mengangkat kebudayaan melayu Jambi. Menggunakan bahasa daerah Jambi serta musik ilustrasi bergaya khas Jambi dan melayu.

Selain itu musik sendiri digagas oleh seniman Jambi dengan mengambil latar musik Kerinci. Negeri 1000 sungai menjadi judul lagu Ost film trip n vlog#pulang kampung, serta seluruh proses pembuatan musik dan ost nya digagas dan dibuat seniman pemusik dari Jambi secara keseluruhan.

"Harapan kedepan ini bukan karya terakhir tentang film Jambi. Kita ingin berkarya secara benar. Kita ingin membangun dari daerah dan kita mulai dari Jambi," katanya menambahkan.