KPK: Perguruan Tinggi jarang riset tentang korupsi

Palembang (ANTARA Sumsel) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menyampaikan keluhannya kepada universitas yang ada di Indonesia termasuk Universitas Sriwijaya, karena sangat jarang perguruan tinggi yang melakukan riset atau penelitian tentang korupsi.

"Sedikit sekali kontribusi universitas saat ini untuk melakukan penelitian mengenai kasus korupsi," kata Deputi Bidang Pencegahan KPK, DR Pahala Nainggolan pada seminar yang diselenggarakan Universitas Sriwijaya di Palembang, Rabu.

Pada seminar bertemakan "Kepatuhan terhadap peraturan Perundang-Undangan dan pelayanan publik prima itu, Pahala Nainggolan mengatakan bahwa seharusnya program pengabdian masyarakat oleh mahasiswa dapat ikut membantu mengawasi laporan keuangan hingga ke pelosok desa.

"Jika para mahasiswa mau untuk melakukan riset tentang korupsi, itu akan sangat membantu kalian sendiri dan juga negara, serta kami pun dari KPK akan sangat senang kalau para mahasiswa bertanya mengenai data pendukung riset tersebut," katanya.

Menurut dia, setelah pemerintah daerah, perguruan tinggi menjadi fokus utama oleh KPK mendidik mental anti korupsi, sehingga peran mereka sebagai pemuda terlebih lagi mahasiswa dapat dioptimalkan untuk pembangunan negara yang bebas dari tindakan korupsi.

"Mengenai kajian dan laporan dari perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi berbasis Islam, untuk saat ini tidak lebih baik administrasi pengelolaannya menurut data dari Ombudsman dan KPK," kata Pahala Nainggolan.

Sementara, Ketua Ombudsman RI, Amzulian Rifai menyatakan bahwa timbulnya korupsi adalah akibat kurangnya kepercayaan dari masyarakat terhadap lembaga negara, sehingga lembaga negara tersebut akan rapuh.

Oleh karena itu permasalahan utama lembaga negara saat ini ialah kepercayaan, jika tidak ada kepercayaan dari masyarakat terhadap lembaga negara maka negara itu akan rapuh, sehingga korupsi merajalela.