Museum Purbakala akan dibangun di Ogan Komering Ulu

id purba, museum manusia purba

Museum Purbakala akan dibangun di Ogan Komering Ulu

Lokasi akan dibangun Museum Purba tempat Arkeolog nasional temukan kareangka manusia purba yang diperkirakan ibu dan anak berusia ribuan tahun silam di Goa Harimau Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan (Foto Antarasumsel.com/15/E Purmana)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Museum Purbakala akan dibangun di Desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan.

Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2015 ini memprogramkan membangun

Museum Purbakala di daerah Sumatera Selatan, kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof Kacung Marijan, saat melakukan peletakkan batu pertama sebagai awal dimulainya pembangunan museum tersebut di Desa Padang Bindu, Rabu.

Menurut Kacung, tidak semua daerah di Indonesia memiliki peninggalan sejaran seperti di Desa Padang Bindu Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).

"Manusia di sini sudah ada sejak 4.000 tahun lalu, bahkan mereka (manusia purba-red) dari daerah ini tersebar ke kawasan Asia Pasifik. Mereka ini juga merupakan cikal-bakal lahirnya Bangsa Indonesia," ungkapnya.

Menurut dia, di Indonesia baru ada dua museum manusia purbakala, yakni Museum Sangiran yang berlokasi di Solo Jawa Tengah, lalu di OKU ini.

Sementara di Museum Sangiran terdapat 50 persen lebih kerangka manusia purba, sebagian besar untuk sekian persennya ada di OKU.

"Memang, kawasan purbakala di daerah ini setahu saya berlum masuk sebagai cagar budaya. Tapi ini, akan kita perjuangkan sehingga benar-benar mendapat perhatian khusus dan menjadi kawasan penelitian bukan hanya di Indonesia, melainkan dunia," ujar Kacung.

Mengenai anggaran untuk pembangunan Museum Situs Purbakala Gua Harimau di Desa Padang Bindu tersebut, pemerintah pusat menyiapkan anggaran Rp30 miliar untuk tiga tahun anggaran.

"Pembangunan tahap pertama di 2015 ini dikucurkan Rp10 miliar, 2016 juga kembali akan dikucurkan Rp10 miliar. Kemudian, penuntasannya di tahun 2017. Jadi memang pembangunan ini akan dilakukan tiga tahap," jelasnya sembari berharap untuk peresmiannya kelak dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, atau minimal Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Selain itu, ia juga meminta kepada Pemkab OKU agar situs Purbakala yang ada di Padang Bindu, menjadi muatan lokal di sekolah-sekolah di OKU.

"Mengenai tim ahli purbakala, di OKU juga belum ada. Saya meminta kepada Bupati OKU agar mengajukan usulan untuk tenaga ahli purbakala. Situs ini milik kita semua, jadi kalau bukan kita yang memeliharanya maka tidak akan menjadi apa-apa. Padahal, ini merupakan aset besar khususnya bagi masyarakat OKU dan umumnya bagi Indonesia," katanya.

Sementara, Direktur Permuseuman dan Cagar Budaya, Prof Hari Widianto mengatakan, latar belakang pendirian museum di Padang Bindu, karena memang daerah ini luar biasa.

"Kita mempunyai berbagai peninggalan gua yang berusia berkisar 4.000 tahun lalu dan dihuni manusia. Mulai dari Gua Silabe. Di sini ada kerangka manusia dan budayanya, benda-benda dari batu, obsidian yang dipakai menyayat sebagainya, geraba dan logam berusia 2.700 tahun," ucapnya.

Selanjutnya, Gua Putri yakni tiga lantai dan merupakan rumah prasejarah yang sangat bersih dan bagus. Gua ini dihuni 3500 tahun. Uniknya, di bawahnya terdapat aliran air atau sungai kecil di dalamnya ditemukan batu paling tua, sisa-sisa homo erektus manusia yang paling tua.

"Penelitian dari pusat akreologi nasional, Prof Harie Truman, sudah melakukan opservasi yakni di Gua Harimau dan ditemukan 88 kerangka manusia purba. Kerangka ini banyak yang bisa kita pelajari bahkan gigi keropos sudah ada usianya 4.000 tahun. Kerangka-kerangka ini masih diidentifikasi, ras mongoloid dari segi budaya," paparnya.

Bupati OKU, H Kuryana Azis sendiri berharap, pelaksanaan pembangunan museum ini berjalan dengan baik.

Menurut dia, warisan harta budaya dan peninggalan purbakala sangatlah berharga.

"Oleh karenanya, perlu dilakukan pengembangan cagarbudaya dan yang penting dipahami, hal ini tugas kita semua. Kami sangat menyambut baik pembangunan museum tersebut," ujarnya.

Ia menambahkan, bagi arkeolog daerah ini merupakan lokasi baru untuk menjadi pusat penelitian.

Diharapkan, mampu menjadi besar, karena merupakan pendukung pembangunan sektor pariwisata dan lainnya, sehingga perlu didukung oleh semua pihak terutama warga Desa Padang Bindu.