Baturaja (ANTARA Sumsel) - Puluhan mahasiswa tergabung dalam Forum
Mahasiswa Ogan Komering Ulu Bersatu datangi gedung DPRD setempat di
Baturaja, Selasa menuntut supaya kebijakan pemerintah berpihak kepada
rakyat kecil.
Pantauan di lapangan, aksi dimulai sekitar pukul 10.30 WIB para
mahasiswa membawa spanduk dan poster bertuliskan terkait kebijakan
pemerintah yang dinilai kurang berpihak kepada rakyat seperti menaikkan
harga bahan bakar minyak (BBM).
Sebelum sampai di kantor wakil rakyat itu, puluhan mahasiswa dari
organisasi KAMMI, BEM STAI, BEM AKMI, Pemuda PUI, mahasiswa Unbara,
Persatuan Rakyat Desa dan Mahasiswa Pancasila sempat mengadakan
longmarch dari Pasar Lama hingga mengitari Taman Kota Baturaja dan
setiba di kantor dewan, sudah disambut petugas Sat Pol PP dan aparat
kepolisian setempat.
Koordinator Aksi Wiyanto menyampaikan bahwa pemerintahan sekarang
ini dinilai belum memperbaiki perekonomian rakyat dan yang ada hanya
menyengsarakan dengan menaikan haraga BBM, kemudin berdampak pada harga
kebutuhan pokok.
Belum lagi, harga jual hasil bumi seperti karet dan buah kelapa
sawit mengalami penurunan sehingga masyarakat khususnya di pedesaan
benar-benar menderita dengan kondisi tersebut.
Para pendemo juga mendesak para wakilnya di DPRD OKU untuk
menyampaikan tuntutannya ke pemerintah pusat, supaya keluhan rakyat
kecil di daerah diperhatikan.
"Kalau tuntutan kami ini tidak ditanggapi oleh pemerintah, maka kami
akan mengadakan aksi kembali pada tanggal 20 Mei 2015 dengan membawa
massa yang lebih banyak," katanya.
Adapun tuntutan mereka, yakni turunkan harga BBM dan pertahankan
harga Elpiji 3 kg (jangan sampai Rp45 ribu per tabung), stabilkan harga
bahan kebutuhan pokok.
Serta naikkan harga karet yang merupakan pendapatan utama masyarakat
Sumsel, dan tambahkan jumlah pabrik pengelola karet di dalam negeri
khususnya di Sumsel, serta stabilkan nilai tukar rupiah sebagai salah
satu indikator kekuatan ekonomi Indonesia.
Menanggapi tuntutan dari para massa aksi, Ketua DPRD OKU, Johan
Anuar di dampingi angota DPRD Mulawarman, menyatakan sependapat dengan
mereka dan juga merasakan dampak dari kenaikan harga BBM.
Hanya saja, pihaknya mengaku tidak bisa berbuat apa-apa, mengingat ini kebijakan pusat.
"Kita hanya sebatas untuk menyerap aspirasi. Nanti ini akan menjadi
catatan kita dan akan disampaikan ke pusat hari ini juga," kata Johan.
Ia menjelaskan, sebagai wakil rakyat, dirinya secara pribadi juga
bingung dengan sikap pemerintah, karena semua barang kebutuhan pokok
menjadi mahal.
"Kalau seperti ini, tentunya menjadi masalah bagi masyarakat. Kita
sadar, riak-riak untuk memprotes kebijakan tersebut akan terus
berlangsung," kata politisi Partai Golkar ini.
Hal yang paling disayangkannya lanjut dia, kenaikan harga BBM dan
kebutuhan pokok tidak disertai dengan kenaikan harga karet dan sawit.
"Jelas dengan kondisi ini, ekonomi masyarakat semakin tertekan," ujarnya.
Berita Terkait
Kejati Sumsel proses tahap ll kasus korupsi asrama mahasiswa
Jumat, 19 April 2024 22:10 Wib
Kejati Sumsel terima pengembalian uang kasus korupsi asrama mahasiswa
Selasa, 2 April 2024 14:46 Wib
Pj Gubernur Sumsel silaturahim dengan mahasiswa Cipayung Plus
Minggu, 31 Maret 2024 22:15 Wib
Jaksa menangkan praperadilan yang diajukan satu tersangka korupsi asrama mahasiswa
Jumat, 29 Maret 2024 14:58 Wib
Unsri menerima mahasiswa baru jalur KIP lebihi kuota
Rabu, 27 Maret 2024 19:16 Wib
Jalur SNBP Unsri Palembang terima 1.749 calon mahasiswa baru
Selasa, 26 Maret 2024 19:54 Wib
Kejati Sumsel tahan oknum pegawai BPN Yogyakarta terkait penjualani asrama
Kamis, 21 Maret 2024 11:18 Wib
Penangkapan tersangka korupsi penjualan asrama mahasiswa
Kamis, 21 Maret 2024 8:06 Wib