Bupti nyatakan pencemaran udara di Mura masih aman

id ridwan mukti, bupati mura

Bupti nyatakan pencemaran udara di Mura masih aman

Bupati Musi Rawas Ridwan Mukti (Foto Antarasumsel.com/Ist)

Musirawas (ANTARA Sumsel) - Bupati Musirawas, Sumatera Selatan, H Ridwan Mukti mengatakan tingkat pencemaran udara di wilayah itu hingga saat ini masih aman, karena jumlah titik api tidak ada penambahan yang signifikan.

Meskipun ada titik api yang terpantau oleh satelit hot spot, tingkat pencemaran udaranya sangat kecil karena dihasilkan dari pembakaran kebun rakyat yang luasnya relatif sedikit, kata H Ridwan Mukti, Sabtu.

Menanggapi tudingan banyak pihak bahwa wilayah Sumsel sumber kabut asap yang mencemari hingga ke negara tetangga itu belum pasti kebenarannya, karena di Musirawas saja tingkat pencemaran udaranya masih belum mengkhawatirkan.

Namun demikian tetap tim dinas kehutanan setempat rutin turun ke lapangan untuk memantau dan mengantisipasi perkembangan titik api menjelang musim kering akhir-akhir ini.

Ia mengatakan meskipun ada penambahan titik api baru diwilayah itu diperkirakan hasil dari pembakaran ladang baru masyarakat karena setiap tahun masyarakat membuat ladang terbiasa membersihkannya dengan cara membakar, sedangkan luasan pembukaan lahan baru itu rata-rata dua hektare.

Biasanya pembukaan lahan masyarakat itu tidak berkelompok tapi terpencar-pencar, namun tetap terpantau oleh satelit, untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan petugas selalu memantau seluruh lokasi dengan menggunakan teknologi moderen khusus memantau titik panas pada hutan.

Meskipun ada pembakaran lahan pertanian masyarakat, namun pencemaran udaranya dapat ditekan tingginya curah hujan di wilayah Musirawas dan kabupaten Musirawas Utara.

Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Musirawas Agus Setyono mengatakan sejak beberapa bulan lalu sudah menyiagakan tim khusus untuk memantau perkembangan titik api di beberapa daerah sangat potensi timbulnya kebakaran lahan.

Sebelumnya ditemukan sembilan titik api dalam empat kecamatan yaitu di wilayah Kecamatan Bulang Tengah Suku (BTS) Ulu, Muara Lakitan, Jayaloka dan Kecamatan Muara Kelinggi yang jumlahnya mencapai sembilan titik.

Namun titik api itu bukan hasil pembakaran hutan, tapi kebun masyarakat yang jumlahnya sangat kecil sehingga asapnya bisa hilang oleh guyuran hujan lebat yang masih melanda wilayah Musirawas dan sekitarnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Musi Rawas Tjahjo Kuntjoro mengatakan polusi udara di wilayah Musirawas belum pada tingkat bahaya, indikatornya belum ada lonjakan penderita penyakit Ispa dan lainnya.

Masyarakat hingga saat ini belum dituntut menggunakan masker karena masih batas belum bahaya, namun apabila tingkat kerawanannya dari asap hotspot meningkat masyarakat diimbau menggunakan masker.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Musirawas Amrullah mengatakan bahwa dalam menyambut musim kemarau ini, masyarakat disarankan untuk tidak membakar pembukaan lahan, karena polusinya akan mempengaruhi pencemaran udara.

Selain itu masyarakat hati-hati dalam membuang puntung api rokok karena sangat rawan penyebab kebakaran, meskipun kondisi pencemaran udara di Musirawas masih dalam tahap normal, ujarnya.