Buruh Mitra Ogan demo ke kantor Bupati OKU

id demo, buruh demo

Buruh Mitra Ogan demo ke kantor Bupati OKU

Buruh Mitra Ogan demo ke Pemkab OKU di Baturaja, Senin (Foto Antarasumsel.com/14/E Permana)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Ratusan buruh tergabung dalam Serikat Pekerja Bina Remaja PT Mitra Ogan melakukan demo ke kantor Bupati Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan dan membakar pocong-pocongan, sebagai bentuk kekesalan mereka tidak ada perhatian dari pemerintah setempat.

"Pocong-pocangan ini melambangkan bahwa Pemkab Ogan Komering Ulu (OKU) tidak ada perhatian dalam hal mengatasi persoalan nasib buruh yang sampai sekarang statusnya belum jelas kapan diangkat sebagai karyawan PT Mitra Ogan," kata Ketua Serikat Pekerja Bina Remaja (SPBR), Sakirin saat melakukan orasi damai di halaman Pemkab OKU di Baturaja, Senin.

Menurut dia, karena masalah ini sudah terjadi puluhan tahun lalu, namun sampai sekarang tidak pernah ada kepastian dari pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit itu.

Demo tersebut dilakukan bukan bermaksud menghina, tetapi hanya sebagai simbol bahwa dewan dan pejabat di Pemkab OKU terkesan segan dengan PT Mitra Ogan yang kelakukan kegiatan usaha perkebunan di daerah itu.

"Buktinya meski sudah pulahan kali didemo, nasib kami masih belum jelas sampai sekarang kapan ditetapkan sebagai karyawan perusahaan," katanya.

Ia menjelaskan, anggota SPBR sendiri saat ini tercatat 1.300 orang, dimana dari jumlah itu baru 500 orang yang sudah diangkat menjadi karyawan tetap PT Mitra Ogan.

Sementara sisanya sampai sekarang masih berstatus sebagai tenaga harian lepas dengan gaji di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP), dan tak adanya jaminan kesehatan, pendidikan, alat-alat kerja dan tunjangan hari raya.

"Total gaji yang kami terima setiap bulan hanya Rp1,6 juta, sementara kami sudah menjadi tenaga harian lepas selama belasan tahun," ungkapnya.

Menurut dia, pihak perusahaan awalnya sudah berjanji akan mengangkat seluruh anggota SPBR menjadi karyawan tetap.

Namun sepanjang 2013 baru dua kali ada pengangkatan karyawan dengan total tenaga kerja harian lepas yang diangkat sebanyak 500 orang.

Dikatakannya, manajemen PT Mitra Ogan awalnya berjanji pada pertengahan 2013 akan melakukan pengangkatan lagi untuk gelombang ketiga. Tetapi sampai sekarang hal itu belum direalisasikan.

"Kami tidak tahu kenapa hal tersebut bisa terjadi. Kami hanya minta hak-hak buruh dan tak akan lelah meminta kepada Pemkab OKU agar dapat mengabulkan keinginan kami," katanya.

Pantauan di lapangan, rombongan buruh tersebut disambut oleh Asisten I Setda OKU, Mirdaili dilanjutkan dengan berdialog.

Menurut Mirdaili, pemerintah tak pernah main-main menanggapi keluhan para pegawai, pihaknya menerima seluruh aspirasi dan kritikan dari buruh SPBR PT Mitra Ogan.

Ia mengatakan, peran pemkab setempat dalam menindaklanjuti tuntutan para buruh tersebut sudah maksimal, karena sejak tahun 2010 berulangkali memediasi permasalahan itu.

"Kami sudah maksimal, tetapi sampai hari ini tidak ada kejelasan. Sebenarnya, kewenangan dalam perekrutan karyawan hak mutlak perusahaan, sedangkan pemerintah setempat tidak boleh mengintervensi," ujarnya.