Pendekatan yang lembut dapat tingkatkan imunisasi anak

id vaksin anak, imunisasi, covid-19

Pendekatan yang lembut dapat tingkatkan imunisasi anak

Ilustrasi - Petugas kesehatan Puskesmas memakai alat pelindung diri saat memberikan imunisasi pada anak balita, Kamis (16/7/2020). (ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA

Jakarta (ANTARA) - Pengamat sosial Universitas Indonesia (UI) Rissalwan Habdy Lubis mengatakan informasi tentang vaksin anak yang disampaikan pos pelayanan terpadu (posyandu) harus dengan pendekatan yang lembut agar capaian imunisasi untuk anak terpenuhi.

"Pendekatannya, saya kira sebetulnya sudah sangat baik, kembali lagi ke posyandu, informasi tentang imunisasi anak itu disampaikan dengan pendekatan yang soft," ucapnya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Dengan pendekatan yang lembut capaian imunisasi anak akan terpenuhi secara nasional, terutama di daerah pedalaman dan tidak terjangkau.

Namun, semenjak pandemi COVID-19 terjadi, distribusi imunisasi anak sedikit terhambat karena kurangnya sosialisasi kepada warga daerah.
"Mungkin pendekatan kita terhadap vaksinasi COVID-19 mempengaruhi imunisasi kepada anak di beberapa daerah. Saya tidak punya data seluruh Indonesia, tapi di Papua, di tiga kabupaten jelas sekali penolakan," ucap Rissalwan.

Tiga kabupaten tersebut adalah Supiori, Nabire, Jayawijaya. Maka itu Ia bersama UNICEF (United Nations International Children's Emergency Fun) mengadakan program untuk sosialisasi imunisasi anak untuk tiga kabupaten di Papua itu.

Sosialisasi ini berupa imbauan bahwa imunisasi anak berbeda dengan vaksinasi COVID-19.

"Program ini tujuannya adalah mendorong vaksin dan imunisasi anak di pedalaman-pedalaman seperti di gunung dan daerah tak terjangkau," ucapnya.

Menurutnya, alasan terhambatnya distribusi imunisasi anak di beberapa daerah tersebut adalah orang tua tidak mengetahui isi cairan dalam suntikan. Dan adanya pandemi COVID-19 menjadikan penduduk daerah pedalaman takut anaknya akan terjangkit virus jika disuntik.

Ia berharap kampanye imunisasi anak bisa lebih digaungkan seperti adanya baliho atau edaran pamflet sehingga sosialisasinya tidak kalah dengan pentingnya vaksin COVID-19.

"UNICEF pun menyadari mandatori vaksinasi COVID ini mempengaruhi distribusi imunisasi anak sehingga menjadi terhambat. Dengan pendekatan yang lembut diharapkan total populasi akan tercapai untuk imunisasi dan tidak kalah suara dari pentingnya vaksinasi COVID-19," ucap Rissalwan.