Petani di OKU harapkan Kartu Tani segera berfungsi

id Kartu Tani, pupuk bersubsidi, kios pengecer, terkendala jaringan, Dinas Pertanian OKU

Petani di OKU harapkan Kartu Tani segera berfungsi

Ilustrasi Kartu Tani. (ANTARA/HO/22)

Baturaja (ANTARA) - Petani di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, berharap Kartu Tani segera difungsikan sesuai peruntukannya, salah satunya untuk mempermudah membeli pupuk bersubsidi.

Sunandar, petani asal Kecamatan Sinar Peninjauan, Ogan Komering Ulu (OKU) di Baturaja, Kamis menuturkan bahwa sejak Kartu Tani diluncurkan beberapa tahun silam hingga saat ini belum bisa difungsikan dalam membeli bersubsidi untuk bercocok tanam.

"Sudah hampir dua tahun saya memegang Kartu Tani, namun masih membeli pupuk secara manual," katanya.

Hal senada dikatakan Rudi, petani lainnya di Kecamatan Lubuk Raja, meskipun tercatat sebagai pemegang Kartu Tani, namun dalam membeli pupuk bersubsidi masih menggunakan kartu identitas penduduk elektronik di kios pengecer di daerah itu.

Baca juga: BRI Palembang target salurkan 327.287 kartu tani pada semester II 2022

Hal tersebut dinilai merugikan petani karena pembagian pupuk bersubsidi dari pemerintah tidak merata di terima petani di wilayah itu.

Oleh sebab itu, ia berharap program pemerintah itu berjalan maksimal dengan mengaktifkan Kartu Tani agar petani lebih mudah mendapat pupuk bersubsidi dengan harga terjangkau atau sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten OKU Agus Paharyono secara terpisah mengakui bahwa  program Kartu Tani di wilayahnya belum berjalan optimal karena terkendala jaringan yang tidak memadai.

"Memang sejak Kartu Tani didistribusikan para petani yang terdaftar di Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK) masih membeli pupuk bersubsidi di kios pengecer menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik," ungkapnya.

Baca juga: Dengan kartu tani, Bank BRI semakin dekat dengan petani

Dia menjelaskan belum berfungsinya Kartu Tani disebabkan karena beberapa kendala, salah satunya jaringan internet pada alat mesin EDC yang sulit diakses oleh petani khususnya di pelosok desa.

Mesin EDC yang ada di kios pengecer pupuk harus menggunakan frekuensi jaringan, sedangkan wilayah pelosok desa termasuk juga di kota sulit mendapat sinyal untuk mengakses alat tersebut.

"Itulah salah satu penyebab program Kartu Tani hingga saat ini tidak berjalan sesuai peruntukannya," kata Agus.

Berdasarkan data sejak program itu diluncurkan pemerintah pusat tercatat sebanyak 16.837 petani di Kabupaten OKU sudah memiliki Kartu Tani yang telah didistribusikan pada tahun 2020.

"Terkait hal itu kami minta petani bersabar. Pemerintah daerah tidak dapat berbuat banyak karena secara teknis Kartu Tani merupakan kebijakan pemerintah pusat," ujar dia.
Baca juga: Pupuk Indonesia siapkan pupuk subsidi 18.482 ton di Sumsel