BPBD OKU ingatkan warga dua kecamatan waspada bencana alam

id Bencana alam, banjir dan tanah longsor, peringatan dini BMKG, puncak musim hujan, BPBD OKU

BPBD OKU ingatkan warga dua kecamatan waspada bencana alam

FOTO ARSIP - Korban banjir di Kabupaten OKU, Sumsel dievakuasi menggunakan perahu karet. (FOTO ANTARA/Edo Purmana)

Baturaja, Sumsel (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, mengingatkan warga di dua kecamatan agar waspada terhadap bencana banjir dan tanah longsor memasuki puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada akhir Juli 2022.

Manajer Pusdalops BPBD Ogan Komering Ulu (OKU), Gunalfi di Baturaja, Selasa mengatakan, berdasarkan peringatan dini dari BMKG selama beberapa pekan kedepan sejumlah wilayah di Sumatera Selatan (Sumsel) akan diguyur hujan lebat yang berpotensi menimbulkan bencana alam.

Termasuk Kabupaten OKU saat ini berada di level siaga menghadapi bencana banjir dan tanah longsor khususnya di dua kecamatan yaitu Kecamatan Pengandonan dan Muara Jaya.

Menurut dia, level siaga ditetapkan mengingat dua kecamatan ini merupakan daerah rawan banjir dan tanah longsor karena berada di dataran tinggi dan dekat dengan bantaran sungai.

"Apalagi kalau hujan lebat dan berlangsung lama dikhawatirkan terjadi banjir bandang seperti tahun lalu," katanya.

Oleh sebab itu, masyarakat di daerah itu khususnya di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Ogan diingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana alam agar tidak menimbulkan korban jiwa.

"Untuk Kecamatan Pengandonan merupakan daerah rawan longsor bebatuan dari atas bukit sehingga masyarakat harus berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah," tegasnya.

Sebagai upaya antisipasi, kata dia, pihaknya telah mendirikan posko penanggulangan bencana dan menyiagakan personel agar banjir dan tanah longsor dapat ditanggulangi sedini mungkin.

"Sebenarnya posko ini sudah lama kami bentuk. Hanya saja, memasuki puncak musim hujan posko lebih dioptimalkan lagi agar penanggulangan bencana alam dapat tertangani secara maksimal," demikian Gunalfi.