Kabupaten OKU optimalkan percepatan penurunan angka stunting

id Percepatan penurunan angka stunting, gagal tumbuh anak, BKKBN Provinsi Sumsel, Program BANGGA KENCANA, Bupati OKU,OKU op

Kabupaten OKU optimalkan  percepatan penurunan angka stunting

Pemkab OKU menggelar rapat kordinasi percepatan penurunan angka stunting bersama BKKBN Provinsi Sumsel di Baturaja ibu Kota Kabupaten OKU, Selasa. (ANTARA/Edo Purmana/22)

Baturaja (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan mengoptimalkan percepatan penurunan angka stunting melalui Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).

Pelaksana Harian Bupati Ogan Komering Ulu (OKU), Teddy Meilwansyah di Baturaja, Selasa menjelaskan, BANGGA KENCANA merupakan salah satu program dari BKKBN Provinsi Sumsel untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan sehat guna menangkal stunting khususnya pada anak.

Dalam program ini dilakukan beberapa upaya mulai dari pendeketan keluarga, pendampingan terhadap calon pengantin di usia remaja dan balita di bawah umur 2 tahun guna dilakukan penyuluhan serta pembelajaran agar tidak terjadi stunting ketika melahirkan anak pertama nanti.

Selain itu, dalam penurunan angka stunting setiap pemerintahan desa di Kabupaten OKU juga diminta mengalokasi anggaran melalui Dana Desa (DD) agar program tersebut berjalan optimal.

"Untuk menurunkan angka stunting pemerintah daerah sepakat untuk terus mendukung dan bersinergi dalam upaya mencegah dan mengurangi angka stunting di Kabupaten OKU," kata Bupati dalam rapat kordinasi percepatan penurunan angka stunting bersama BKKBN Provinsi Sumsel di Baturaja ibu Kota Kabupaten OKU.

Sementara itu, Kepala BKKBN Provinsi Sumsel Medi Heryanto menambahkan, strategi percepatan penurunan prevalensi stunting harus lebih fokus dengan memprioritaskan area-area yang berdampak paling signifikan terhadap penyebab stunting di masing-masing daerah khususnya di Kabupaten OKU.

Selain itu, program yang akan dilaksanakan harus dirancang berdasarkan data dan analisa situasi yang komprehensif, dieksekusi dengan konsisten, dikawal dengan sistem pengawasan dan evaluasi yang kuat, serta melibatkan berbagai pihak pemerintah, non-pemerintah dan masyarakat yang berkaitan langsung dengan kasus stunting tersebut.

"Yang terpenting masyarakat khususnya para remaja harus diedukasi tentang stunting sebagai pembekalan agar mereka memahami tentang cara pencegahannya," ujarnya.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten OKU hingga akhir periode 2021 tercatat sebanyak 882 anak di wilayah itu mengalami stunting atau penyakit gagal tumbuh pada anak, dan jumlah terbanyak terdapat di Kecamatan Pengandonan yaitu berjumlah 108 orang.

Namun, jumlah tersebut turun jika dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 921 kasus anak mengalami gangguan pertumbuhan pada ukuran tubuh yang lebih pendek dari standar usianya.