Asosiasi Masyarakat Peternak Sumsel sebut pelemahan daya beli sebabkan harga ayam turun

id harga ayam,ayam potong,pasar tradisional palembang,pasar palembang,daya beli

Asosiasi Masyarakat Peternak Sumsel sebut pelemahan daya beli sebabkan harga ayam turun

Pedagang ayam potong di Pasar Perumnas Palembang. ANTARA/Dolly Rosana.

Palembang (ANTARA) - Asosiasi Masyarakat Peternak Sumatera Selatan menilai pelemahan daya beli masyarakat telah menyebabkan harga ayam tak kunjung terdongkrak naik sejak Idul Adha pada 20 Juli 2021.

Ketua Asosiasi Masyarakat Peternak Sumatera Selatan Ismaidi Chaniago di Palembang, Minggu, mengatakan, sejumlah peternak ayam di Kota Palembang bahkan terpaksa gulung tikar karena tak mampu menutupi ongkos produksi.

Saat ini harga ayam di pasar tradisional berkisar Rp23.000—Rp24.000 per kilogram. Lisa, pedagang ayam di Pasar Perumas Palembang, Minggu (22/8), mengatakan harga ayam Rp23.000 per kg sejak sepekan terakhir.

Dengan harga seperti itu di pasaran, artinya harga ayam potong dengan berat bersih 1,6 kg-1,7 kg per ekornya hanya terjual Rp13.000—Rp14.000 per kg saat dibeli peternakan (harga di kandang).

Sementara, peternak bisa dikatakan akan mendapatkan untung jika harga di kandang berkisar Rp18.000 per ekor.

“Peternak rugi sekitar Rp5.000 per ekor, siapa yang bisa tahan. Lama-lama ya terpaksa tutup peternakan,” kata dia.

Kondisi yang menyulitkan itu membuat peternak plasma (gabungan beberapa peternak) dengan produksi 10.000 ekor dalam satu siklus (1,5 bulan) terbilang kesulitan untuk bertahan.

Mereka sebenarnya sudah berupaya untuk bertahan dalam kondisi ini seperti mengurangi jumlah tenaga kerjanya hingga mengurangi produksi.

Saat ini asosiasi memperkirakan terjadi penurunan permintaan sekitar 25-30 persen dibandingkan dalam kondisi normal terhadap ayam potong dari kebutuhan sekitar 120 ribu ekor per hari untuk Kota Palembang dan250 ribu ekor per hari untuk Sumatera Selatan.

Namun, pengurangan produksi yang dilakukan kurang berdampak signifikan lantaran saat ini produksi dari luar provinsi juga masuk ke Palembang, seperti dari Lampung dan Jambi.

“Bahkan dari Jawa juga masuk ke sini (Palembang) sejak ada jalan tol. Ini umumnya berasal dari peternakan skala industri yang satu kandang saja bisa memproduksi 50.000 ekor ayam,” kata dia.

Di tengah kondisi ini, asosiasi mengharapkan pemerintah memperketat jalur perdagangan antardaerah ini agar harga dan serapan tidak lebih tertekan.

Selain itu, asosiasi juga mengingatkan semua pihak harus bersinergi dalam penanganan COVID-19 karena apa yang terjadi saat ini telah berdampak pada perekonomian.

“Kami mengajak masyarakat untuk disiplin pada protokol kesehatan, agar kasus COVID-19 bisa ditekan sehingga ekonomi bisa membaik kembali,” kata dia.