BPS: Pertumbuhan ekonomi Sumsel minus 0,41 pada kuartal I 2021

id Pertumbuhan ekonomi,bps,bps sumsel,ekonomi,sumsel,sumatera selatan,inflasi

BPS: Pertumbuhan ekonomi Sumsel minus 0,41 pada kuartal I 2021

Ilustrasi - Pasar murah yang digelar Dinas Ketahanan Pangan Sumsel sebagai upaya untuk menjaga kestabilan harga. (ANTARA/HO/21)

Sumsel sempat kontraksi 1,21 persen, angka kontraksi kuartal I 2021 ini sudah tipis. Kami juga memotret mobilitas penduduk di beberapa tempat sudah bergerak dengan baik meski belum normal
Palembang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada kuartal I 2021 masih terkontraksi 0,41 persen sebagai dampak pandemi COVID-19.

Kontraksi pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan sebesar 0,41 persen itu menunjukkan bahwa terjadi tren perbaikan dibandingkan periode sebelumnya.

Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih di Palembang, Rabu, mengatakan meskipun pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi, namun jauh lebih baik dibandingkan angka pertumbuhan ekonomi nasional yang minus 0,74 persen.

“Sumsel sempat kontraksi 1,21 persen, angka kontraksi kuartal I 2021 ini sudah tipis. Kami juga memotret mobilitas penduduk di beberapa tempat sudah bergerak dengan baik meski belum normal,” katanya.

Endang mengatakan merujuk pada tren mobilitas tersebut tidak menutup kemungkinan pertumbuhan ekonomi akan berbalik positif pada kuartal berikutnya. Apalagi jika dibandingkan kuartal IV 2020 (q to q), pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2021 hanya terkontraksi 0,02 persen.

“Sektor-sektor dengan peranan besar, seperti industri, pertambangan, dan konstruksi sangat berpengaruh terhadap ekonomi Sumsel apabila sektor itu berubah,” katanya.

Menurutnya, sektor usaha jasa keuangan dan komunikasi telah melaju positif pada paruh pertama tahun 2021.

Selain itu, Endang menambahkan, sektor pertanian juga mampu tumbuh positif pada periode tersebut. “Baik secara q to q tumbuh sekitar 9 persen sementara secara YoY tumbuh 1,6 persen,” katanya.

Sementara itu, dilihat kelompok pengeluaran, kontraksi masih terjadi di sektor konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan konsumsi pemerintah. Namun demikian, ekspor Sumsel tercatat tumbuh positif.

“Penyerapan APBN, APBD, maupun APBDesa masih rendah sehingga konsumsi pemerintah masih terkontraksi,” ujar Endang.