Jelang Imlek harga lobster naik

id Harga lobster Lampung, budidaya lobster Lampung, jelang imlek,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, info sumsel

Jelang Imlek harga lobster naik

Ilustrasi- Pembudidaya lobster di daerah Tanjung Putus Lampung tengah melakukan panen lobster. (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)

Bandarlampung (ANTARA) - Harga lobster milik pembudidaya lobster di Lampung naik menjadi Rp500 ribu hingga Rp600 ribu per kilogram menjelang hari raya Imlek.

"Untuk lobster saat ini harga sedang bagus karena menjelang Imlek, per kilogram dapat mencapai Rp500 ribu hingga Rp600 ribu dari sebelumnya harga berkisar Rp300 ribu," ujar salah seorang pembudidaya lobster Lampung, Ricky saat dihubungi di Bandarlampung, Senin.

Ia mengatakan lobster hasil budi daya tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan ekspor, terutama menjelang hari raya Imlek.

"Kalau kita ekspor kira-kira satu kuintal jadi dikumpulkan dahulu baru dikirim, tujuan untuk saat ini ke Tiongkok karena menjelang Imlek permintaan cukup banyak oleh karena itu akan dipanen dalam waktu dekat dan dikirim pada tanggal 9 nanti," ucapnya.

Menurutnya, untuk pasar ekspor beragam jenis lobster diminati salah satunya lobster jenis pasir dengan ukuran 155 gram dan lobster jenis lain dengan ukuran 250 gram ke atas pun mendapatkan harga yang cukup tinggi.

"Kita sebelum melaksanakan ekspor tentu mengurus izin terlebih dahulu ke Balai Karantina ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) dan mereka langsung mengawasi hingga ke Bakauheni, sedangkan untuk jenis yang diminati hampir semua jenis dengan ukuran yang telah ditentukan," ujarnya.

Ia menjelaskan selama pandemi COVID-19 berlangsung tidak ada kesulitan berarti yang mengganggu kegiatan ekspor dan budidaya lobster.

"Awal pandemi COVID-19 memang kesulitan dalam mendapatkan pakan ikan segar bagi lobster atau yang kita sebut sebagai ruca karena nelayan banyak yang tidak melaut, namun untuk saat ini semua berjalan lancar tanpa kendala," ujarnya lagi.

Menurutnya, lobster yang ia budidayakan berasal dari kemitraan bersama nelayan lokal di pesisir Lampung.

"Kita bekerjasama dengan nelayan yang ada di pesisir sekitar 2.000 nelayan yang menjadi mitra, dan kita tetap tekankan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan kelestarian laut kepada nelayan yang menjadi mitra," ucapnya.