Palu (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Tengah dalam beberapa tahun terakhir ini gencar melakukan penangkaran burung maleo, salah satu jenis satwa di Pulau Sulawesi, sehingga mampu meningkatkan populasi.
"Baru-baru ini kami telah melepas sebanyak 70 ekor anak burung maleo hasil penangkaran semi alami di Kabupaten Tolitoli," kata Kepala BKSDA Sulteng, Hasmuni di Palu, Kamis.
Ia menjelaskan anak maleo tersebut merupakan hasil penangkaran semi alami di wilayah Desa Pinjan Tanjung Matop, Kabupaten Tolitoli.
Sejak keberadaan penangkaran maleo di Desa Pinjan, kata dia, sudah banyak menghasilkan anak maleo.
Ia mengatakan sudah tak terhitung lagi jumlah telur maleo yang ditetaskan melalui sistem penangkaran semi alami.
Dia mengaku karena daya tampung sangat terbatas, makanya setiap anak maleo sudah mencapai umur untuk bisa dilepaskan ke habitat hutan dan alam sekitarnya, maka satwa endemik tersebut dilepasliarkan.
Sistem penangkaran maleo di desa Pinjan Kabupaten Tolitoli sudah cukup lama dan terus menerus menghasilkan banyak anakan burung maleo.
Sistem penangkaran, salah satu upaya dan solusi yang tepat untuk melestarikan satwa endemik yang hidup dan berkembangbiak di seluruh Pulau Sulawesi itu.
Satwa yang terbilang sangat cantik dan cerdas banyak diburu untuk dijadikan makanan sehari-hari dan juga dijual,sebab memang harganya cukup tinggi.
Karena satwa tersebut termasuk dalam beberapa jenis satwa yang dilindungi undang-undang, maka setiap orang yang terbukti memburu satwa dan telur maleo akan ditindak tegas.
Hasmuni berharap, masyarakat tidak lagi memburu baik burung maupun telur maleo untuk kepentingan apapun juga.
Selain BKSDA yang melakukan penangkaran, juga Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL).
Balai Besar TNLL melakukan penangkaran maleo semi alami di Desa Saluki, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi.
Panangkaran meleo di Saluki sudah dilakukan sejak tahun 2005 dan sampai sekarang ini telah menghasilkan ribuan ekor anak maleo yang sudah dilepasliarkan ke habitatnya.
Berita Terkait
2.540 ekor burung "gagal" menyeberang ke Pulau Jawa
Sabtu, 4 Mei 2024 23:45 Wib
Stok hewan kurban OKU Timur untuk Idul Adha mencukupi
Senin, 29 April 2024 20:31 Wib
Balai Karantina Sumsel turunkan tim mitigasi penyebaran penyakit SE pada kerbau
Sabtu, 27 April 2024 6:51 Wib
Sapi terjangkit LSD tidak sah sebagai hewan kurban
Rabu, 24 April 2024 15:58 Wib
Seekor anak gajah lahir di PKG Sebanga Bengkalis
Selasa, 9 April 2024 9:25 Wib
Balai Karantina Sumsel gelar operasi patuh karantina di Pelabuhan Tanjung Api Api
Kamis, 4 April 2024 23:55 Wib
Balai Karantina Sumsel menggelar operasi patuh lalu lintas hewan
Rabu, 27 Maret 2024 19:18 Wib
Sejak 2022 BRIN hasilkan suplemen atasi ternak kekurangan mineral
Jumat, 15 Maret 2024 9:49 Wib