Nilai ekspor Sumsel turun 9,34 persen

id BPS,ekspor,impor,COVID-19,corona,virus

Nilai ekspor Sumsel turun 9,34 persen

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Endang Tri Wahyuningsih (tengah) didampingi Kepala Kantor Perwakilan BI Sumsel Hari Widodo (kanan) beberapa waktu lalu. (ANTARA/Dolly Rosana/20)

Akan tetapi, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 (Januari-Maret 2019) ekspor Sumsel naik sebesar 0,96 persen
Palembang (ANTARA) - Nilai ekspor Sumatera Selatan menurun pada Maret 2020 sebagai dampak perubahan ekonomi global akibat pandemi virus corona (COVID-19).

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Endang Tri Wahyuningsih di Palembang, Rabu, mengatakan nilai ekspor Sumatera Selatan Maret 2020 ini turun sebesar 9,34 persen dibandingkan  Februari 2020.

Akan tetapi, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 (Januari-Maret 2019) ekspor Sumsel naik sebesar 0,96 persen.

Nilai ekspor Sumsel pada Maret 2020 sebesar 264,56 juta dolar AS terdiri dari ekspor migas sebesar 17,55 juta dolar dan 247,01 juta dolar AS merupakan hasil ekspor komoditi nonmigas.

Sejauh ini tiga negara yakni China, Amerika Serikat dan Malaysia masih menjadi negara tujuan utama ekspor Sumatera Selatan pada periode Januari - Maret 2020 dengan masing- masing mencapai 233,81 juta dolar AS, 102,71 juta dolar AS dan 94,72 juta dolar AS.

Total nilai ekspor ke tiga negara ini memberikan kontribusi 47,65 persen dari total ekspor periode Januari- Maret 2020.

Jika ekspor Sumsel menurun pada Maret 2020, justru sebaliknya terjadi pada nilai impor yang mencatat 50,76 juta dolar AS atau naik sebesar 39,70 persen jika dibandingkan bulan Februari 2020.

Impor Sumsel pada Maret 2020 sebesar 50,76 juta dolar AS terdiri dari impor migas sebesar 1,52 juta dolar AS dan nonmigas sebesar 49,24 juta dolar AS.

Negara asal impor terbesar periode Maret 2020 yaitu China dengan nilai impor sebesar 78,47 juta dolar AS, diikuti Malaysia dengan nilai impor 17,89 juta dolar AS dan Vietnam dengan nilai impor mencapai 6,56 juta dolar AS.

Terkait rilis BPS ini, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Hari Widodo mengatakan penurunan ekspor ini sudah diperkirakan karena ekonomi Sumsel sudah terpengaruh sejak Januari 2020 akibat adanya pandemi COVID-19 di China.

“Ekspor karet, sawit dan batubara dari Sumsel sebagian besarnya dikirim ke China, saat ekonomi China stagnan tentunya berpengaruh juga ke Sumsel,” kata dia.

Ia memperkirakan, dampak signifikan penurunan pertumbuhan ekonomi ini akan terlihat jelas pada triwulan II karena virus corona mulai masuk di Indonesia pada pertengahan Maret.

“Sejauh ini BI Sumsel sudah merevisi target pertumbuhan ekonomi tahap pertama dari dari 5,5-5,9 persen 5,0-5,5 persen dari, sementara untuk revisi kedua sedang tahapan assessment (penilaian),” kata dia.