Jakarta (ANTARA) - Pemerintah berupaya untuk memberdayakan limbah industri peleburan (slag) dari smelter nikel atau besi agar dapat menjadi produk baru yang bernilai tambah tinggi.
"Kita akan membuat treatment slag dari smelter agar proses hilirisasi bisa berjalan," kata Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar seusai rapat koordinasi membahas smelter di Gedung Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa.
Arcandra mengatakan slag tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan jalan atau diolah ke pabrik semen untuk menjadi beton dan batako.
Ia juga memastikan pemanfaatan kembali limbah industri tersebut dilakukan sesuai tata kelola dan tidak menganggu lingkungan hidup.
"Kita bahas agar hilirisasi bisa jalan secepat mungkin dan slag bisa tetap memenuhi baku lingkungan," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan pemanfaatan slag ini dibutuhkan seiring dengan banyaknya pendirian smelter.
"Pemerintah sedang mendorong untuk membangun smelter-smelter baru. Kemudian ada salah satu masalahnya adalah pemanfaatan dari slag atau sisa dari proses tambang," ujarnya.
Ia mengatakan penggunaan limbah industri ini harus dilaksanakan sesuai peraturan berlaku karena slag merupakan limbah B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun.
Untuk itu, menurut dia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sedang merumuskan acuan khusus atas pemanfaatan slag.
"Tidak boleh dibuang, karena ini (limbah smelter) sesuai dengan PP01 dikategorikan sebagai limbah berbahaya. Makanya sekarang dikoordinasikan supaya dimanfaatkan," ujarnya.
Berita Terkait
Pada kegiatan jaksa peduli pekerja rentan, BPJAMSOSTEK Muaraenim bayar klaim ahli waris
Jumat, 26 April 2024 21:45 Wib
Menkeu waspadai kenaikkan harga komoditas akibat konflik geopoltik
Jumat, 26 April 2024 16:03 Wib
Harga emas Antam stabil di angka Rp1,319 juta per gram
Jumat, 26 April 2024 11:06 Wib
BTN pertimbangkan penyesuaian bunga KPR pasca BI-Rate naik
Jumat, 26 April 2024 10:34 Wib
OJK dorong masyarakat berasuransi
Jumat, 26 April 2024 10:28 Wib
Rupiah melemah seiring rilis data PDB AS lebih rendah
Jumat, 26 April 2024 10:21 Wib