Valbury edukasi investor manfaatkan prospek pasar di tahun 2019

id Valbury Sekuritas Indonesia,investor,prospek pasar

Valbury edukasi investor manfaatkan prospek pasar di tahun 2019

Head of Research PT. Valbury Sekuritas Indonesia, Alfiansyah (kiri) dalam pemaparan edukasi kepada puluhan audien investor dan umum bertajuk "Saham-Saham Berprospek dalam Bingkai Indeks Saham" di Anak Bawang Rajawali Cafe & Resto Palembang, Jumat malam (25/1). (ANTARA News Sumsel/Fernando Tri Tanjung/Erwin Matondang/19)

....menjelang perhelatan demokrasi di ajang pemilihan Presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) April mendatang diperkirakan dapat berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)....
Palembang (ANTARA News Sumsel) – PT. Valbury Sekuritas Indonesia (VSI) sebagai perusahaan sekuritas dalam bisnis investasi di Indonesia menggelar acara bertajuk “Saham-Saham Berprospek dalam Bingkai Indeks Saham” di Palembang, Jumat Malam (25/1).

“Melalui kegiatan ini VSI ingin mengedukasi investor yang berkenaan pada prospek pasar di tahun 2019 ini,” kata Head of Research PT. Valbury Sekuritas Indonesia Alfiansyah dalam acara yang digelar di Anak Bawang Rajawali Cafe & Resto Palembang.

Acara turut dihadiri puluhan audien investor dan umum di Palembang, Head Gallery PT. Valbury Sekuritas Indonesia, Suprianto serta Kepala Bagian Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank Kantor Regional VII Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera bagian Selatan, Anjar Sumarjati.

Alfiansyah mengatakan menjelang perhelatan demokrasi di ajang pemilihan Presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) April mendatang diperkirakan dapat berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Kita berharap dalam pemilihan umum (Pemilu) mendatang akan ada ekspektasi positif terhadap IHSG karena jika dalam kondisi Pemilu secara nasional kondusif akan memberi kepercayaan yang luar biasa terutama terhadap investor domestik ataupun luar negeri untuk kembali masuk ke Indonesia,” jelasnya.

Ia mengatakan investor akan mempercayai bahwa dengan adanya sistem Pemilu terbuka dimana pemilihan adalah sepenuhnya pilihan dari rakyat, mereka akan menerima hasil keputusan dari rakyat.

“Lalu setelah terpilihnya Presiden turut akan ditentukan tim kabinet yang akan berpengaruh kepada kepercayaan pasar terhadap pasar modal Indonesia,” tambahnya.

Alfiansyah mengatakan politik dalam sistem pemilu terbuka akan turut memberi kepercayaan yang luar biasa terhadap pergerakan IHSG dibandingkan sistem tertutup.

“Dilihat dari tren dan optimisme atas Pemilu, ini juga membuat kami optimis indeks di tahun 2019 akan lebih baik lagi,” ujarnya.

Namun, ia menambahkan pengaruh tersebut akan terasa dengan catatan jika kondisi ekonomi Indonesia di 2019 ini menunjukkan peningkatan disertai dengan terjadinya stabilitas nilai tukar rupiah.

Alfiansyah mengatakan dalam perhelatan demokrasi ini ada beberapa sektor yang diuntungkan diantaranya sektor media, konsumsi, infrastruktur dan perbankan.

“Sektor ini diperkirakan akan turut berpengaruh positif terhadap perhelatan demokrasi ini,” ujarnya.

Ia menambahkan beberapa saham berprospek baik di 2019 ini salah satunya di bidang pertambangan yang berefek dari harga komoditas di pasar internasional.

“pengaruh utama dipicu oleh harga minyak mentah dunia, jika harga minyak mentah dunia menguat akan berpengaruh terhadap harga komoditas lainnya,” tambah Alfiansyah.

Ia menambahkan harga minyak dunia dipengaruhi oleh kebijakan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).

“OPEC menentukan antara memangkas atau menambah produksi minyak mentah dunia, ini yang akan berpengaruh terhadap sektor pertambangan,” tegasnya.

Dalam memandang hutang Indonesia, Alfiansyah turut mengatakan secara psikologis akan berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah.

“Sekedar persepsi, dengan adanya peningkatan hutang memang mendorong peluang biaya dari Indonesia akan semakin tinggi, itu yang ditakutkan,” ujar Alfiansyah.

Ia mengatakan semakin meningkatnya hutang Indonesia akan berpengaruh juga terhadap pergerakan IHSG.

“Faktor dari harga minyak mentah dunia juga berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah, berkenaan dengan kebutuhan dalam pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berdampak pada tingginya kebutuhan dolar,” jelasnya.

Ia menjelaskan pengaruh ini jelas bersifat negatif karena jika harga minyak mentah dunia merangkak naik, maka kebutuhan dolar juga akan meningkat dan berpengaruh terhadap rupiah.

“Dilihat dari hutang Indonesia terhadap Gross Domestic Product (GDP) dibanding dengan negara lain, Indonesia masih relatif lebih baik karena hanya sekitar 30 persen,” ujarnya.

Ia menambahkan pada level tersebut hutang Indonesia terlampau masih cukup aman , dengan posisi dibandingkan dengan GDP hanya 30 persen masih positif baik.

“Dibandingkan Negara di Eropa dengan hutang terhadap GDP yang relatif terlalu tinggi di atas 60 persen yang akan berpengaruh terhadap masalah perekonomian, Indonesia dengan hutang terhadap GDP hanya 30 persen tetap berpengaruh pada perekonomian namun tidak terlalu signifikan,” jelas Alfiansyah.

Ia mengharapkan investor dapat mulai melakukan strategi terutama untuk investasi ditengah perhelatan demokrasi yang tidak akan lama segera berlangsung.

“ini akan menjadi gambaran bagi investor untuk mengambil langkah dan strategi dalam berinvestasi, setidaknya di tahun ini dapat meberikan peluang capital gain terhadap investasinya di pasar modal,” tutupnya.