Unsri kembangkan riset teknologi modifikasi cuaca

id unsri,Teknologi Modifikasi Cuaca,Anis Saggaf,bppt

Unsri kembangkan riset teknologi modifikasi cuaca

Menteri perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti (kiri) bersama Rektor Universitas Sriwijaya Anis Sagaff (kanan) menjawab pertanyaan mahasiswa pada pembukaan Seminar Nasional dan Rapat Kerja Nasional Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia di Auditorium Universitas Sriwijaya Kampus Indralaya Kabupaten Ogan Ilir Palembang,Sumsel, Senin (17/9). (ANTARA News Sumsel/Feny Selly/Ang/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Universitas Sriwijaya akan mengembangkan riset-riset berbasis teknologi modifikasi cuaca di wilayah Sumatera Selatan membantu Badan Pengkaji dan Penerapan Teknologi. 

"Sesuai arahan dari Menteri Ristekdikti agar ilmu perguruan tinggi dilibatkan dalam TMC, kami akan terjun membantu upaya Badan Pengkaji dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan berbagai riset Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), supaya penanganan berbagai permasalahan cuaca lebih cepat teratasi," kata Rektor Unsri Prof. Anis Saggaf saat kunjungan Menristekdikti di Lanud SMH Palembang, Sabtu. 

Menurutnya Unsri memiliki banyak sumber daya manusia dilihat dari komposisi konsentrasi keilmuan seperti Fakultas MIPA bagian riset ilmu alam, Fakultas Pertanian bagian riset pangan dan Fakultas Teknik bagian riset mesin serta penyokong tenaga engginer.

Dia menjelaskan teknologi modifikasi cuaca di wilayah Sumsel banyak digunakan pada operasi kebakaran hutan dan lahan. 

Sementara riset-riset TMC sendiri pada dasanya masih bagian dari riset besar Unsri menyokong ide pengurangan kebakaran hutan.

Seperti rekomendasi penghentian kanalisasi, pihaknya meneliti jika membuat kanal-kanal di lahan gambut ternyata keliru karena harus mengandalkan ketersediaan air, sedangkan kanal-kanal yang ada kurang memperhatikan sumber atau arah aliran air, sehingga tetap rawan kekeringan serta tidak meredam secara maksimal kebakaran lahan.

"Kanalisasi cocoknya kalau air mengalir  dari daerah tinggi ke rendah, atau di bawah kanal ada mata air, kalau hanya ditarik dari sumber aliran air terdeka, maka dijamin kanal kering saat musim kemarau, itu sudah sunnahnya," ujar Anis.

Namun pihaknya memandang lebih penting melakukan riset-riset berbasis  pencegahan dengan pemberdayaan masyarakat di wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan, sebab timbulnya kebakaran masih dipengaruhi faktor aktivitas pertanian masyarakat, sehingga butuh alternatif baru. 

"Kami punya banyak mahasiswa, nanti kami kerahkan untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat menggunakan produk-produk berbasis riset, misalnya ada agroeco techno park yang memiliki riset berbasis pembibitan atau pangan, produk-produk risetnya akan kami berdayakan kepada masyarakat. Jadi penelitian itu tidak perlu muluk-muluk ingin buat ini buat itu sampai menyentuh langit, yang penting produk risetnya bisa dimanfaatkan masyarakat," tambah Anis. 

Pihaknya sendiri terus menambah besaran dana penelitian setiap tahun di lingkungan kampus agar semakin banyak riset-riset dihasilkan Unsri dan bisa dipatenkan.