Dari pedestrian Sudirman ke Palu-Donggala

id pedestrian,gempa palu,donasi,pedestrian sudirman

Dari pedestrian Sudirman ke Palu-Donggala

Arsip - Gabungan komunitas seperti IPNU dan PPNU Kota Palembang, Madani, LPTQ UIN Raden Fatah, La Tanda serta Himsi memainkan Hadroh yakni kesenian musik dalam islam, diiringi lantunan shalawat dan lagu-lagu islami di Pedestrian Sudirman depan IP Plaza dalam rangka penggalangan dana gempa Lombok, Sabtu (25/8). (ANTARA News Sumsel/Aziz Munajar/Erwin Matondang/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Rutinitas akhir pekan di Pedestrian Sudirman 'berdetak' seperti biasanya, sejak Sabtu sore hari jalan protokol di jantung Kota Palembang arah Jembatan Ampera di tutup oleh Petugas Dinas Perhubungan karena agenda mingguan segera dimulai. 

Menjelang pukul 20.00 WIB, ribuan masyarakat sudah memadati Pedestrian Sudirman, baik bersama pasangan, keluarga ataupun sendirian, semuanya larut dalam hiruk-pikuk pertunjukan seni jalanan seperti musik tradisional, live band, maupun uji adrenalin dengan ular piton.

Namun berbeda pada Sabtu malam, puluhan orang nampak berseliweran diantara padatnya pengunjung sembari membawa kotak kardus bertuliskan 'bantuan Palu - Donggala' atau ada juga 'Sumatera Selatan bersama Palu - Donggala', orang-orang tersebut ternyata tengah menggalang dana bagi korban Gempa Palu. 

Mereka berasal dari berbagai komunitas dan organisasi profesi, seperti Hair Art Community Palembang (HACP), ACT,  Badan Pengurus OI, Style Matic Team, Komunitas Pecinta Sedekah, IRMA Palembang, Punggawa Palembang (ojek daring), Rasta Boys, K-Pop Dance Cover, #creatorplg, dan Ormawa UIN Raden Fatah Palembang. 

Dengan kompaknya anggota masing-masing komunitas menyodorkan 'kotak amal' kepada tiap pengunjung yang lewat sembari anggota lain mempertunjukkan kesenian maupun keahlian lainnya. 

Misalnya HACP yang menggelar aksi 'cukur gratis', gabungan pemilik barber shop sekota Palembang tersebut memilih aksi 'nyentrik' agar banyak menarik perhatian pengunjung. 

"Aksi cukur gratis ini dipilih karena unik, ingin berbeda dari yang lain dan sebagai sarana edukasi bagi kaum pria mengenai gaya-gaya potongan rambut terbaru, serta mengkampanyekan jika tukang pangkas rambut barber (barberman) termasuk salah satu profesi seni bernilai tinggi," kata Koordinator aksi cukur gratis Taufik kepada Antara News Sumsel saat cukur gratis, Sabtu malam (6/10). 

Komunitasnya sendiri berencana menggelar aksi cukur gratis tersebut selama tiga bulan terhitung sejak awal Oktober, menyisir lokasi-lokasi keramaian di Kota Palembang, sehingga dana bantuan untuk korban gempa Palu - Donggala bisa lebih banyak di dapatkan. 

Tak jauh dari aksi cukur gratis, belasan lelaki mengenakan jaket ojek daring yang tergabung dalam 'Punggawa Palembang' asyik memainkan alat musik gitar dan gendang sembari menyanyikan lagu-lagu terkenal Indonesia. 

"Bang sumbangannya bang, seribu rupiah saat ini sangatlah berarti untuk masyarakat Palu," ujar salah satu anggota Punggawa Palembang saat menyodorkan kotak kardus ke pengunjung. 

Para ojek daring tersebut bisa saja mendapatkan banyak order dari customer, mengingat ramainya Pedestrian setiap sabtu malam, namun tentu saja rasa kemanusiaan menggerakkan mereka meluangkan waktu sejenak untuk menggugah masyarakat agar ikut meringankan beban korban gempa Palu - Donggala. 

Bergeser sedikit dari lokasi Punggawa Palembang, pengunjung pedestrian nampak melingkari komunitas K-Pop Dance Cover Palembang yang menampilkan tarian - tarian enerjik milik grup idol korea seperti Blackpink, BTS, Ikon, Suju, Seventeen, EXO, dan Wanna One, lengkap dengan spanduk bertuliskan 'for Palu - Donggala', kerumunan penonton sendiri hampir membuat jalan tertutup penuh. 

"Semua komunitas punya caranya tersendiri dalam menggalang dana, pertunjukan K-Pop Dance ini patut diapresiasi karena maksud tujuan mereka mulia sekali, yakni membantu korban gempa," kata Seorang penonton Rakhmad menanggapi aksi member K-Pop Dance. 

Sementara ormawa UIN  Raden Fatah yang terdiri dari Dema-U UIN RF DEMAF Syariah, DEMAF Febi, Lematar, FECC, Latansa, UKMK PBM, UKMK LITBANG, HIMSI, HMJ kimia, HMJ MPI, HMJ perbankan syariah, ILMPI, dan senat mahasiwa UIN RF,  memilih pertunjukan seni dalam penggalangan dana. 

"Ini merupakan ide dari kawan-kawan, melalui pertunjukan musik, pembacaan puisi, hadroh dan taman bacaan, kami berusaha menggugah pengunjung Pedestrian Sudirman agar ikut membantu korban gempa Palu - Donggala serta berpartisipasi dalam pertunjukan," ujar Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Raden Fatah Imam Santoso. 

Imam menjelaskan sebelumnya BEM UIN RFP telah mengumpulkan dana di sekitar kampus UIN Raden Fatah selama 2 hari dan terkumpul Rp 9 juta, dana tersebut akan digabungkan dengan aksi di Pedestrian Sudirman, selanjutnya total bantuan seluruhnya disalurkan melalui ACT Sumsel. 

Pedestrian Sudirman sebagai 'hometown' Palembang memang lazim dijadikan lokasi penggalangan dana dengan memanfaatkan keramaian pengunjung yang diperkirakan mencapai 20.000 orang tiap akhir pekan. 

Dan khsusu pada Sabtu malam (6/10), uluran tangan ribuan masyarakat  lewat kotak-kotak kardus komunitas di Pedestrian Sudirman, akan segera disambut oleh korban gempa Palu - Donggala, tentu harapannya bantuan bisa memperbaiki kondisi serta membangkitkan semangat korban untuk menatap masa depan dengan tegar. 

"Dari Palembang ke Palu memang jauh, tapi para korban tentunya dekat di hati kami, karena masih saudara seindonesia," tambah Imam mengakhiri perbincangan.