12 titik panas terdeteksi di Sumatera terkonsentrasi tiga provinsi

id hot spot,bmkg,kebakaran hutan,kebakaran lahan,berita antara,berita sumsel,berita palembang,hotspot sumatera,titik api di Sumatera

12 titik panas terdeteksi di Sumatera terkonsentrasi tiga provinsi

Foto udara kebakaran lahan di Kec Tulung Selapan Kab OKI (Ogan Komering Ilir), Sumsel. (ANTARA/Nova Wahyudi)

Banda Aceh (ANTARA News Sumsel) -Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menemukan 12 titik panas terdeteksi oleh sensor modis dengan menggunakan satelit ada di daratan Sumatera.

"Sore ini lima hotspot (titik panas) di Aceh, dari total 12 hotspot di Sumatera," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blang Bintang, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Sabtu.

Ia menerangkan, sisanya ketujuh titik panas lagi di pulau terbesar ketiga di Indonesia ini terkonsentrasi di tiga provinsi, yakni Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung.

Ia menyebutkan, dari belasan titik panas di Sumatera ini, terdapat dua titik diantaranya titik api karena memiliki tingkat kepercayaan melebihi angka 81 persen yang terpantau berada di Bengkulu.

Terdapat lima titik panas diantaranya diduga sebagai titik api, akibat memiliki tingkat kepercayaan di atas 71 persen dengan posisi, yaitu di Aceh tiga titik, Bengkulu dan Lampung masing-masing satu titik.

"Ketiga titik panas di Aceh ini terdiri dari, dua titik di Kecamatan Laut Tawar, Aceh Tengah. Dan satu titik di Kecamatan Geulumpang Tiga, Pidie," terang Zakaria "Sedangkan dua titik panas ada di Kecamatan Bandar Dua, Pidie Jaya, dan Kecamatan Linge, Aceh Tengah dengan masing-masing tingkat kepercayaan belum mengkhawatirkan," tegas dia.

Pemerintah tahun ini mengawal ketat wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan, sehingga berhasil menurunkan jumlah titik api hingga 96,5 persen di seluruh Indonesia dalam periode 2015-2017.

"Berdasarkan data hasil pantauan satelit milik NOAA, jumlah titik api di 2015 mencapai 21.929, sedangkan di 2016 menurun menjadi 3.915. Pada 2017, jumlah titik api kembali menurun menjadi 2.257," kata Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Raffles B Panjaitan.

KLHK mencatat luas area hutan dan lahan yang terbakar di 2015 mencapai 2.611.411 hektare (ha). Angka ini menurun menjadi 438.360 ha di 2016, lalu turun lagi menjadi 165.464 ha di 2017.

"Sejak 2016, perusahaan tidak berani lagi melakukan pembukaan lahan dengan membakar, ini berpengaruh. Kalau pun ada yang terbakar itu hanya spot-spot kecil saja karena kelalaian," ujar Raffles.