Pemerintah serahkan bantuan kapal untuk nelayan Banyuasin

id Nilanto Perbowo,kapal bantuan pemerintah,kapal bantuan kkp,berita sumsel,berita palembang,asuransi nelayan, penyerahan polis asuransi mandiri

Pemerintah serahkan bantuan kapal untuk nelayan Banyuasin

Nilanto Perbowo (kiri). ( ANTARA News Sumsel/Feny Selly/Ang)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Kementerian Kelautan dan Perikanan menyerahkan bantuan lima unit kapal berkapasitas 5 GT ke sejumlah kelompok nelayan Sungsang, Banyuasin, dalam program bantuan sarana dan prasarana perikanan.

Bantuan itu diserahkan Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk KKP Nilanto Perbowo di Palembang, Kamis, disaksikan Ketua Komisi IV DPR Eddy Prabowo beserta sejumlah anggota dalam rangkaian kunjungan kerja ke Sumatera Selatan, serta Pjs Wali Kota Palembang Akhmad Najib dan Sekretaris Daerah Sumsel Nasrun Umar.

Dalam kesempatan itu juga diserahkan secara simbolis bantuan modal dari BRI untuk nelayan, pembayaran klaim asuransi nelayan, penyerahan polis asuransi mandiri dan bantuan sarana "ice flake".

Sekretaris Daerah Sumsel Nasrun Umar yang hadir dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih ke Komisi IV DPR yang telah memperjuangkan alokasi dana melalui APBN untuk sektor perikanan Sumsel.

Selain memberikan bantuan langsung ke nelayan, Sumsel juga mendapat alokasi dana untuk pembangunan Pasar Modern Ikan di Palembang dan Pusat Pengembangan Induk Ikan di Kabupaten Musi Rawas pada 2018.

"Sudah sepatutnya Sumsel menjadi perioritas karena memiliki 2,5 juta hektare luas perairan umum dan daratan dengan 9 anak sungai besar, belum lagi jenis ikannya yang mencapai 233 jenis. Bantuan sarana dan prasarana ini sangat tepat sasaran. Tapi, besar harapan kami untuk ditambah lagi pada tahun mendatang karena potensi Sumsel sungguh luar biasa," kata dia.

Senada dengan itu Pjs Wali Kota Palembang Akhmad Najib mengatakan pertumbuhan sektor hilir perikanan di Sumsel terbilang luar biasa. Saat ini terdata setidaknya 6,4-7 ton pempek (kuliner khas daerah berbahan baku ikan) dikirim keluar daerah setiap harinya.

"Apalagi nanti saat Asian Games digelar yang diperkirakan akan ada 10.000 orang pendatang, bisa dibayangkan berapa banyak permintaannya. Tapi jika hal ini tidak didukung ketersediaan bahan baku maka kesempatan ini bisa melayang begitu saja," kata dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk KKP Nilanto Perbowo mengatakan pemerintah saat ini bukan hanya menggerakkan sektor hilir dalam kaitannya mendatangkan investasi tapi sejatinya juga fokus memperbaiki sektor hulu mengingat kerusakan lingkungan yang terjadi sudah demikian masif.

Salah satunya yang sudah terlihat jelas yakni jenis ikan belida, yakni ikan yang dinilai paling lezat untuk membuat pempek justru sudah hampir punah di daerahnya sendiri Sumatera Selatan.

"Jenis ikan ini sebenarnya masih ada seperti di Kalimantan, tapi di Sumsel sudah langka. Ke depan, KKP akan berupaya mendorong budidayanya, karena sudah ada riset yang berhasil. Namun mesti dipromosikan lagi ke masyarakat," kata dia.

Sementara itu, berdasarkan data KKP diketahui bahwa ekspor perikanan Sumsel mencapai 12,8 juta dolar AS dengan komoditas utama udang (66,8 persen), paha kodok (18,4 persen), sidat (12,4 persen), dengan negara tujuan utama jepang (43,0 persen), Uni Eropa (20,3 persen) dan Amerika Serikat (18,3 persen).

Sedangkan pada periode Januari-Februari 2018 diketahui telah mencapai 1,83 juta dolar AS atau meningkat 64,3 persen dengan volume sebesar 450 ton atau meningkat 87,6 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2017.

Dalam tiga tahun terakhir, pemerintah selalu menyalurkan bantuan ke Sumsel seperti bantuan benih, alat tangkap, asuransi nelayan, dan pada 2017 berupa pembangunan sentra kuliner ikan Benteng Kuto Besak dengan alokasi dana Rp1,5 miliar.
(T.D019/A039)