Kenaikan harga BBM pengaruhi inflasi

id Agus Martowardojo,gubernur bank indonesia,inflasi indonesia,moneter,perekonomian indonesia,berita palembang,berita sumsle,berita sumsel,kenaikan bbm

Kenaikan harga BBM pengaruhi inflasi

Agus Martowardojo. (ANTARA)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperkirakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi di Februari 2018 ini akan mengerek inflasi secara langsung.

"Tetapi secara umum inflasi kita masih sesuai target inflasi yaitu 3,5 plus minus satu persen," kata Agus di sela Konferensi Tingkat Tinggi BI-IMF "New Growth Models in a Changing Global Landscape" di Jakarta, Selasa

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga BI hingga pekan ketiga Februari 2018, inflasi bulanan di Februari ini sebesar 0,19 persen dan secara tahun ke tahun sebesar 3,25 persen (yoy). Namun perkiraan inflasi tersebut belum merekam dampak dari kenaikan harga BBM non-subsidi.

"Kita tahu ada risiko inflasi dengan harga minyak dunia yang meningkat. Kalau kita dengar yang terakhir sudah disesuaikan tentu ada dampak inflasi," ujar dia.

Bank Sentral memperkirakan harga minyak dunia tahun ini akan berada di kisaran 60 dolar AS per barel. Perkiraan itu meningkat dari proyeksi BI sebelumnya yang sebesar 52 dolar AS per barel.

PT Pertamina (Persero) menetapkan harga baru jenis bahan bakar minyak umum atau bahan bakar minyak nonpenugasan yang berlaku mulai pada Sabtu, 24 Februari 2018 pukul 00.00 waktu setempat.

Untuk jenis BBM Pertamax per liternya di wilayah Jakarta naik dari Rp8.600 menjadi Rp 8.900. Sementara Pertamax Turbo naik dari Rp9.600 menjadi Rp10.100.

Kemudian, untuk daftar harga Pertamina Dex dalam tabel resmi, naik dari sebelumnya Rp9.250 per liter menjadi Rp 10.000. Sedangkan untuk Dexlite naik dari sebelumnya RP 7.500 menjadi Rp 8.100.

Namun,  untuk jenis Pertalite, Premium dan Solar tidak mengalami perubahan harga. Data tersebut dilansir pada tanggal 24 Februari 2018, terakhir. Data memuat harga dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam hingga Papua.

Berdasarkan data tabel di situs Pertamina,  untuk BBM jenis Pertalite, harga tertinggi ada di tiga provinsi yaitu Riau,  Kepulauan Riau dan Batam dengan nilai Rp8.000 per liternya.

Sedangkan jenis Pertamax di Provinsi Papua Barat mencatatkan harga tertinggi  yaitu sebesar Rp11.550. Kemudian untuk solar nonsubsidi harga tertinggi ada di provinsi Papua dengan nilai sebesar Rp9.100.

Kenaikan terjadi tidak hanya di Jakarta,  namun juga di beberapa daerah lainnya. Misalnya,  untuk wilayah Sumatera, harga Pertamax mayoritas naik sebesar Rp100, untuk per liternya.
(T.I029/Santoso)