Perbankan di Sumsel dorong literasi keuangan masyarakat

id literasi keuangan, perbankan di Sumatera Selata, perusahaan bertajuk Edukasi Literasi Keuangan, cara menyenangkan yakni melalui sebuah permainan yang

Perbankan di Sumsel dorong literasi keuangan masyarakat

Ilustrasi - Pegawai bank melayani nasabah cilik (Foto Antarasumsel.com/Feny Selly/15/den)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Sejumlah perbankan di Sumatera Selatan gencar mendorong literasi keuangan masyarakat untuk mendongkrak penetrasi beragam produk jasa keuangan.

Direktur Bank OCBC NISP Rama P Kusumaputra mengatakan Kota Palembang masuk dalam kegiatan perusahaan bertajuk Edukasi Literasi Keuangan 2016 yang diselenggarakan di sembilan kota selama Oktober-November yakni di Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Malang, Surabaya, Makassar, Medan, Palembang.

Kegiatan ini digelar dengan cara menyenangkan yakni melalui sebuah permainan yang sangat cocok untuk kalangan pelajar, karyawan, profesional muda hingga berbagai komunitas.

"Melalui permainan ini diharapkan masyarakat bisa semakin mudah mengenal produk perbankan sekaligus meningkatkan pemahaman tentang cara mengelola keuangan dengan bijak," kata dia.

Ia mengatakan bahwa hal ini sejalan dengan komitmen Bank OCBC NISP dalam mendukung inisiasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) mengenai kegiatan inklusi keuangan yang dilaksanakan secara nasional pada Oktober.

"Selain berbagai konten edukasi keuangan di sosial media, Smart Future menjadi suatu terobosan dalam inklusi keuangan karena tentunya akan membuat proses belajar produk perbankan dan cara kelola keuangan menjadi menarik," kata Rama.

Senada, BRI juga tidak kalah gencar dengan menggelar Bazar Inklusi Keuangan di Palembang, Sabtu (29/10).

Dalam kesempatan itu, BRI menggenjot inklusi keuangan dengan memperkenalkan layanan "teras digital" yang rencananya akan disebar di 600 pasar seluruh Indonesia.

Direktur Konsumer PT BRI Tbk Sis Apik Wijayanto mengatakan sejauh ini teras digital sudah dikembangkan di 63 pasar namun dalam waktu dekat secara bertahap akan disebar ke seluruh wilayah Indonesia hingga ke daerah perbatasan.

"Melalui layanan teras digital ini, BRI berharap dapat meraup 60 ribu nasabah," kata Sis Apik pada acara Bazar Inklusif Keuangan di Lapangan PTC.

Ia mengatakan untuk mencapai target itu bukan perkara mudah karena tingkat literasi masyarakat terhadap produk jasa keuangan terbilang masih rendah.

Oleh karena itu, melalui layanan teras digital ini diharapkan dapat mendekatkan para pelaku pasar tradisional dengan berbasis digital.

Para pedagang pasar dapat memanfaatkan layanan teras digital untuk memasukkan data harga dan stok barang yang dimiliki. Bahkan dapat pula memantau harga di daerah lain.

"Misal, pedagang jeruk di Palembang dapat juga memantau harga jeruk di Medan sebagai acuan," kata dia.

Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Selatan mencatat bahwa penetrasi perbankan masih rendah karena hanya menyentuh 64 persen dari total penduduk di provinsi itu.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Hamid Ponco Wibowo mengatakan, rendahnya penetrasi ini dipengaruhi faktor geografis dan budaya masyarakat.

"Beberapa wilayah masih remote area dan perbatasan, sehingga sulit dimasuki oleh bank. Selain itu, masyarakat masih berpandangan bahwa bank itu mahal, dan untuk kalangan tertentu ada juga yang beranggapan bahwa bank itu sama dengan riba," kata Hamid.