Sumur migas meledak satu warga diamankan polisi

id kapolres muba, ledakan sumur minyak, satu warga diamankan polisi

Sumur migas meledak satu warga diamankan polisi

Sumur minyak dan gas bumi (Migas) meledak dan menyemburkan api akibat pengeboran yang dilakukan oleh warga tanpa izin di tanah milik mantan Kades Keban Satu, Kecamatan Sanga Desa, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Sabtu (30/11) (Foto Antara

....Hingga Minggu siang ini, kami masih mengintrograsi salah satu warga yang diduga melakukan pengeboran sumur migas tanpa izin....
Sekayu, Muba (ANTARA Sumsel) - Polisi Resort Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, menahan satu orang warga yang diduga sebagai salah satu pelaku pengeboran sumur minyak dan gas bumi yang menyebabkan ledakan dahsyat pada Sabtu (30/11) sekitar pukul 17.30 WIB.

"Hingga  Minggu siang ini, kami masih mengintrograsi salah satu warga yang diduga melakukan pengeboran sumur migas tanpa izin di tanah milik mantan Kades Keban Satu, Kecamatan Sanga Desa. Akibat pengeboran ilegal itu menyebabkan ledakan dan mengakibatkan sejumlah warga terluka," kata Kapolres Muba AKBP Iskandar Sutisna, saat dihubungi melalui ponselnya, Minggu.

Ledakan dahsyat di lahan warga Desa Keban I, Kecamatan Sanga Desaini  mengakibatkan lima orang warga setempat mengalami luka bakar, sehingga petugas Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sumatera Selatan, Polres Muba, serta Pemkab Muba langsung turun untuk menjinakan api. Namun belum berhasil.

 Alhasil, bantuan pemadaman diberikan perusahaan kontraktor migas Chonoco Philips di delapan titik api pada  lahan yang dimiliki lima orang itu, yakni H Abuamin (60) dan Bawi (54) masing-masing warga Dusun 3, serta Ujang (54), Nasuha (41), dan Rusani warga Dusun 4, masih belum mampu mengatasi api.

Iskandar menambahkan, proses pemadaman api yang sudah terjadi sejak Sabtu sore sempat terkendala terkait proses pemadaman belum mendapat izin dari pemilik lahan. Alhasil, pihak Kecamatan memanggil kelimanya untuk memberikan izin, termasuk membuat surat pernyataan.

Surat pernyataan berisi bahwa kelimanya tidak akan melakukan kegiatan serupa, dan apabila melakukan
kegiatan yang sama dapat dipidana sesuai proses hukum yang berlaku.

"Hingga Minggu pagi tadi, berdasarkan laporan pihak Polsek, pemadaman api masih terus dilakukan
oleh pihak Chonoco Philips," tambahnya.

Sementara itu, Camat Sanga Desa, Hj Asmarani saat meninjau lahan kebun karet yang masih menimbulkan kobaran api, mengatakan, pihaknya tidak mendapatkan laporan terkait pembukaan lahan sumur migas di wilayah tersebut.

"Kalau mereka meminta izin tentu kita tidak berikan izin, karena ini sudah jelas-jelas dilarang. Apalagi kejadian seperti ini bukan sekali atau dua kali saja dan tidak terjadi di satu kecamatan saja. Proses perizinan
resmi ini pun tidak mudah," ungkap Camat.

Mengenai jumlah sumur minyak ada 38 titik, dan delapan titik tersebut yang aktif.

Sementara Kades Keban I, Jemaat, mengatakan, pihaknya sudah melakukan pertemuan dan hasilnya ada 111 Kepala Keluarga yang bekerja di lahan tersebut. Mereka berasal dari Kecamatan Babat Toman, Kecamatan Sanga Desa, dan Kecamatan Batang Hari Leko.

"Dari hasil pertemuan, sistem yang digunakan antara pemilik lahan dengan pengelola dengan cara bagi hasil. Kita sebenarnya tidak tahu dengan kegiatan ini," kata Kades.

Sedangkan, Kepala Labfor Polda Sumsel, Kombespol Ulung Sanjaya, mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan penyebab ledakan. Sebab pihaknya kesulitan untuk mendekati medan lantaran api masih berkobar.

"Mereka ini kita nilai belum ada pengetahuan sama sekali. Karena letak lahan ini berbentuk cekungan. Apalagi ini hanya disambung dengan pipa. Harusnya mereka yang mengebor jika sudah sampai ke minyaknya agar langsung ditutup. Risiko memang lebih besar karena mengandung gas metan yang sangat
mudah terbakar," jelasnya.

Terkait adakah mayat tersebut, belum bisa dipastikan, karena sulitnya medan. Diduga, kegiatan ini sudah terkoordinir sebab infomasinya satu KK ingin mempunyai masing-masing satu lobang. Dipekirakan modal yang dikeluarkan mencapai Rp 200 juta.

Berdasarkan pantauan di lokasi, kobaran api muncul setiap setengah jam sekali. Dilokasi, pihak kepolisian sudah memasang garis polisi, juga terdapat beberapa pondok yang tersisa dengan beberapa peralatan masak,
serta beberapa sisa makanan.

Tidak hanya itu, di lokasi juga ada puing motor yang terbakar, mesin genset, serta beberapa drum berisi minyak dan pipa paralon.

Berdasarkan informasi diketahui, dua jam sebelum ledakan warga sedang mengadakan sedekahan dengan
menyembeli kambing, dan kepala kambing masih terlihat. Rombangan yang ingin melihat tidak diperbolehkan terlalu mendekat. Bahkan, saat api berkobar rombangan tunggang langgang menghidari korban api yang dikhawatirkan dapat menyambar.

Petugas dari pihak Chonoco Philips, Arivai yang ada dilokasi, mengatakan akan mengkoordinasikan kepada pihak perusahaan. Langkah yang ditempuh dengan cara membuka jalan untuk memasukan alat berat.

"Kita tidak dapat memprediksi apa penyebabnya dan berasal dari titik mana. Hanya saja areal lahan yang terbakar sudah meluas," ungkapnya singkat. (edy)