Ibunda Reni menangis tersedu anaknya raih emas

id sea games, emas, anggar

Palembang, (ANTARA News) - Ibunda Reni Anggraini, atlet anggar asal Sumatera Selatan peraih medali emas sampai menangis tersedu, ketika menyaksikan putrinya itu berhasil mencetak prestasi terbaik pada SEA Games XXVI, di Jakarta, Rabu.

"Ibu saya sengaja datang dari Palembang ke Jakarta untuk memberikan semangat. "Mamak" (panggilan ibu Reni, Red) sampai nangis tersedu-sedu melihat saya berhasil meraih medali emas. Beberapa senior yang datang dari kota kelahirannya juga membuat saya semakin bersemangat," kata Reni yang dihubungi dari Palembang, Rabu malam.

Reni diturunkan pelatih Lucky Ramdhani pada nomor beregu, bersama tiga atlet lainnya, Marian Wauran (Jatim), Amelia Noerliyami (Jabar), dan Diah Permatasar (Jatim) serta berhasil mengalahkan Vietnam 45-42.

"Saya sempat gugup saat di final ketinggalan enam poin, apalagi sebagai pemain pembuka menutup skor tertinggal 2-5. Kemudian, kami mulai mengejar, dan saya menjadi pemain kedua sebelum penutup dengan membuat selisih empat poin 40-36," ujar dia menuturkan perjuangan meraih medali emas itu.

Akhirnya, dia melanjutkan, Diah berhasil menutup kemenangan menjadi 45-42.

"Sewaktu Diah bertanding saya gugup sekali, karena hanya berselisih empat angka. Saya teriak terus, "Diyah ayo kamu bisa". Akhirnya pertandingan bisa dimenangkan, saya bersyukur sekali," kata dia.

Sebelumnya, Reni menyatakan ingin memberangkatkan kedua orang tuanya menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah, jika berhasil menggondol medali pada SEA Games XXVI ini.

Kini, harapannya itu telah terwujud, apalagi Menpora Andi Mallarangeng telah menjanjikan siap menggelontorkan bonus Rp200 juta bagi peraih medali emas SEA Games di Indonesia ini.

"Bonus akan digunakan untuk masa depan saya, kalau bisa untuk masuk kuliah. Saya juga ingin memberangkatkan orang tua pergi haji," ujar dia lagi.

Reni terpilih memperkuat Tim Nasional Indonesia, setelah berhasil meraih medali perunggu senior pada Kejuaraan Nasional tahun 2010.

Alumni SMP Sekolah Olahraga Sriwijaya Palembang ini layak dilabeli "rising star", karena sukses menyabet medali emas katagori cadet dan junior, serta perunggu kelas senior untuk senjata sabre.

Meskipun berstatus atlet junior, tapi Reni mampu mengimbangi permainan kelas senior.

"Saya tidak menyangka akan secepat itu bisa masuk tim nasional pada usia 18 tahun, padahal saya baru serius menjadi atlet anggar pada tahun 2009. Ada kebanggaan tersendiri karena bisa membawa nama negara pada arena SEA Games," ujar dia pula.

Menurut dia, pencapaian prestasi itu terpacu oleh kedua kakak kandungnya, Chandra Wijaya dan Novi Susanti.

"Kakak (Novi, Red) pernah membela negara pada ajang SEA Games tahun 2007, ini yang memacu untuk meraih prestasi serupa. Padahal pada tahun 2008, saya tidak ikut PON tapi pada tahun 2011 sudah bisa masuk Tim SEA Games," kata dia.

Reni mengaku sempat patah semangat, setelah kakak kandungnya Novi Susanti yang menjadi rekan sesama pelatnas, tidak lolos seleksi masuk tim inti SEA Games.

"Sedih karena tidak bisa bersama kakak memperkuat tim SEA Games, tapi kesedihan sudah dibalas kebahagiaan karena bisa meraih emas. Saya juga mengucapkan terima kasih atas doa seluruh masyarakat Sumsel meskipun harus bertanding di Jakarta," kata dia. (ANT/dl)