Palembang (Antarasumsel.com) - Masyarakat diminta berhati-hati dan waspadai dalam mengikuti arisan daging, karena saat ini marak pengoplosan daging celeng atau babi hutan, Kata Kepala Rumah Pemotongan Hewan Kota Palembang, Suandi Jauhari.
"Orang arisan hanya tahu menyetor angsuran, jarang sekali memperhatikan dari mana sumber daging itu didapatkan, sementara makin banyak oknum yang berani mengoplos daging sapi dengan daging celeng," ujar Suandi di Palembang, Kamis.
Menurutnya, harga yang ditawarkan kepada peserta arisan daging biasanya lebih murah dari harga pasar, jika perbedaan harga tersebut terlampau jauh, misalnya lebih murah Rp20.000 saja maka patut dicurigai apakah dagingnya asli sapi atau oplosan.
Meskipun misalnya ketua arisan mempercayakan daging kepada pedagang, tidak berarti pedagang akan memberikan daging sama dengan daging yang dijualnya, masih ada kemungkinan akan membedakan antara daging jualan dan daging arisan, lalu disitulah letak kerawanannya.
Untuk mengenali perbedaannya secara sepintas agak sulit, karena oknum pelaku pengoplosan sudah lebih pintar, meskipun ketika pemeriksaan petugas pasti diketahui keasliannya.
Hal itu karena cara pelaku mengoplos dengan mencampurkan kedua jenis daging kemudian diaduk-aduk, sehingga aroma daging lebih cenderung dominan daging sapi, jadi dari aroma sulit dibedakan.
"Tetapi ketika ditempelkan di lantai atau alas, daging sapi akan lebih lengket ketimbang daging celeng karena kandungan lemak pada sapi lebih banyak, maka dari situ masyarakat bisa membedakan," kata Suandi.
Ia menyarankan, masyarakat untuk membeli daging sapi yang digantung pedagang di lapaknya, karena daging seperti itu dijamin keasliannya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Kota Palembang, Harrey Hadi mengimbau kepada masyarakat agar membeli daging ke pedagang yang mendapatkan daging dari rumah potong hewan (RPH), karena lebih aman dan terjamin.
"Kalau pelaku pengoplos itu biasanya perorangan dan tidak berada di pasar, jadi sulit juga kami memantaunya, maka kami sarankan kepada masyarakat untuk lebih jeli memilih daging, bila perlu ganti dengan daging beku tidak apa-apa, terjamin dan lebih murah," jelas Harrey Hadi.
Berita Terkait
Sapi terjangkit LSD tidak sah sebagai hewan kurban
Rabu, 24 April 2024 15:58 Wib
Seekor anak gajah lahir di PKG Sebanga Bengkalis
Selasa, 9 April 2024 9:25 Wib
Balai Karantina Sumsel gelar operasi patuh karantina di Pelabuhan Tanjung Api Api
Kamis, 4 April 2024 23:55 Wib
Balai Karantina Sumsel menggelar operasi patuh lalu lintas hewan
Rabu, 27 Maret 2024 19:18 Wib
Sejak 2022 BRIN hasilkan suplemen atasi ternak kekurangan mineral
Jumat, 15 Maret 2024 9:49 Wib
Satgas vaksinasi Dinas Peternakan OKU siap sisir 10 ribu ternak
Jumat, 1 Maret 2024 19:18 Wib
Sepanjang 2023, 11.592 ekor hewan ternak di OKU divaksin anti-PMK
Selasa, 27 Februari 2024 19:55 Wib
Cakupan vaksin PMK di OKU Selatan capai 100 persen pada 2023
Senin, 12 Februari 2024 16:13 Wib