Palembang (Antarasumsel.com) - Kluster produk lokal perlu diperbanyak di Palembang untuk menjaga kegiatan ekonomi masyarakat tetap eksis dalam jangka panjang, sekaligus memanfaatkan momen Asian Games XVIII tahun 2018, kata pengamat ekonomi Universitas Sriwijaya Prof Didik Susetyo.
"Apa yang dikembangkan di kota-kota lain yakni membangun kluster seharusnya juga dikembangkan di Palembang. Saat ini memang sudah ada kluster pengrajin songket dan ukiran, dan kuliner seperti pempek dan kemplang, tapi belum benar-benar mencapai tujuan," kata Didik di Palembang, Rabu.
Menurutnya, kluster ini hanya sebatas berada dalam satu lokasi atau belum mencapai tujuan seperti menjaga kepastian tenaga kerja, stok, dan kestabilan harga.
"Saat ini masih seperti sendiri-sendiri padahal dibuatkan di satu tempat itu gunanya untuk menjaga keberlangsungan. Jika tidak, seperti cerita kampung sepatu Cibaduyut di Bandung yang saat ini sudah tidak eksis lagi," kata dia.
Dalam kluster produk ekonomi lokal ini diharapkan barang dapat diproduksi dengan jumlah banyak sehingga dapat menekan biaya, dan harga jual bisa lebih murah.
Dengan begitu, maka produk ekonomi lokal Sumsel dapat memiliki daya saing.
Selain dapat juga dimanfaatkan untuk lokasi pariwisata.
Apalagi pada 2018 Sumsel akan menjadi tuan rumah Asian Games ke-18.
"Saat banyak wisatawan datang ke Palembang, apakah sektor ekonomi lokal ini sudah siap untuk memenuhi permintaan. Ini menjadi pertanyaan, karena jika tidak, sama saja membuang peluang yang ada," kata dia.
Ketua Komunitas Wirausahawan Muda Kain Tenun, Athoillah mengatakan dengan terbentuknya komunitas maka harga di pasaran dapat terjaga dan stok juga tersedia untuk permintaan dalam jumlah besar.
"Pengrajin sudah sepakat dengan harga jual, sehingga tidak ada yang menjual lebih rendah atau lebih tinggi dari kesepakatan bersama. Dengan begitu, harga jual dapat terjaga di pasaran," kata Athoillah.
Namun, ia tidak menyangkal bahwa masih banyak pedagang kain tenun yang tidak bergabung dalam komunitas karena membuka usaha di lokasi berbeda.
Sementara ini, Pemkot Palembang sudah membuat kluster songket di kawasan Tanga Buntung, kluster ukiran khas Palembang di kawasan Masjid Agung, dan kluster kain tenun tajung dan blongsong di kawasan Tuan Kentang.
Berita Terkait
Pengamat: Efektifkan penyelesaian akhir saat hadapi Uzbekistan
Senin, 29 April 2024 15:19 Wib
Pengamat : Kontrak politik tak terlalu bisa diharapkan
Senin, 29 April 2024 12:18 Wib
Pengamat: Ada kesan Anies mulai ditinggalkan partai pendukungnya
Kamis, 25 April 2024 14:55 Wib
Penembakan debt collector, Pengamat: Arogansi personel Polri tidak bisa dibiarkan
Selasa, 26 Maret 2024 14:01 Wib
Pengamat: TNI AL harus tingkatkan deteksi kapal selam untuk jaga IKN
Senin, 4 Maret 2024 15:59 Wib
Pengamat: Ucapan Guntur Soekarnoputra terlalu merendahkan Jokowi
Selasa, 30 Januari 2024 13:23 Wib
Pengamat: Perbaiki transportasi publik sebelum naikkan pajak motor BBM
Senin, 29 Januari 2024 15:46 Wib
Pengamat: Pemanfaatan dana desa seyogianya diserahkan penuh ke desa
Senin, 22 Januari 2024 9:48 Wib