Banyuasin, (ANTARA Sumsel) - Warga Kelurahan Kenten Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan mengeluhkan buruknya pelayanan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Betuah.
Keluhan itu lantaran hanya mendapat giliran distribusi air bersih setiap lima hari sekali, itupun tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan selama satu minggu, kata Win (39) warga Kelurahan Kenten, Jumat.
Menurut dia, keluhan ini sudah dirasakan warga dan telah disampaikan kepada pimpinan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Betuah di Pangkalan Balai Kabupaten Banyuasin melalui Kepala PDAM Kenten.
Namun hingga saat ini tidak ada perbaikan ataupun upaya dari pihak perusahaan daerah itu untuk memperbaiki pelayanan air bersih bagi masyarakat, katanya.
"Saat ini warga terpaksa menggunakan air mineral untuk semua keperluan, baik memasak, mencuci, mandi hingga berwudlu. Jika memang pelayanan PDAM Tirta Bertuah semakin buruk, masyarakat meminta Wakil Bupati Banyuasin untuk menindak pihak PDAM Tirta Betuah.
"Alasan pihak PDAM, jika ditanya warga selalu ada kerusakan mesin intake di pengolahan PDAM Merah Mata. Program air bersih ini belum genap 4 tahun berjalan, namun kerusakan mesin intake dan buruknya pelayanan PDAM menjadi alasan," katanya.
Sementara, informasi yang saat ini beredar bahwa air PDAM Merah Mata duduga dijual oknum untuk mensuplai kebutuhan pabrik minuman teh kemasan.
Jika memang hal ini terjadi, warga akan menuntut pihak PDAM Tirta Betuah untuk bertanggung jawab, masyarakat akan melaporkan kasus ini ke Polda Sumatera Selatan untuk ditindak lanjuti, kata Ruslan (42) warga lainnya menambahkan.
Sementara Kepala Cabang PDAM Tirta Betuah Kenten, Nizom saat dikonfirmasi terkait buruknya pelayanan air bersih perusahaan daerah itu membenarkan jika saat ini perusahaan hanya mendistribusikan air bersih setiap lima hari sekali.
Saat ini di Induk PDAM Merah Mata mengalami kerusakan yaitu terbakarnya mesin pendorong untuk distribusi air ke jalur permukiman warga di Kelurahan Kenten.
Ia mengakui bahwa saat ini PDAM tidak bisa secara maksimal untuk mendustribusikan air bersih khususnya bagi warga di Kelurahan Kenten dan Desa Kenten.
Sedangkan untuk biaya operasional PDAM jika harus beroperasi itupun menunggu adanya warga yang melakukan pemasangan baru, jika tidak ada operasional tidak bisa dilakukan.
Selain hal tersebut, menurut dia, PDAM Tirta Betuah juga terlilit hutang Rp1 milliar, baik untuk operasional dan gaji karyawan, dan ini persoalan mendasar yang menjadi beban perusahaan.
"Saya baru ditugaskan untuk membenahi persoalan ini, dan inilah kenyataan yang terjadi di lapangan," kata Nizom.
Tak hanya itu, tetapi juga dibutuhkan penambahan palep 4 inchi yang harus dipasang sebanyak 16 titik dengan harga satu juta rupiah untuk mengatur distribusi air ke pelanggan agar tersalurkan dengan baik.
Begitu juga diperlukan tambahan palep 250 mm dengan harga Rp12 juta yang harus diganti sebanyak 2 unit untuk mempebaiki sistim distribusi PDAM agar pelayanan pada pelanggan lebih maksimal, katanya.
Berita Terkait
Kota Palembang raih penghargaan penerapan pelayanan terbaik peringkat enam nasional
Kamis, 25 April 2024 6:42 Wib
Pemkab OKU Timur gelar KB gratis untuk. semarakkan Hari Kartini
Rabu, 24 April 2024 19:20 Wib
Pemkab Banyuasin gelar pelayanan kolaboratif pada HUT ke-22
Selasa, 23 April 2024 9:30 Wib
Pj Bupati Muba sidak kelurahan pastikan pelayanan publik lancar
Rabu, 17 April 2024 8:28 Wib
Kehadiran ASN Pemkab OKI capai 95 persen pascalibur Lebaran
Rabu, 17 April 2024 8:28 Wib
LRT Sumsel tambah 8 perjalanan selama libur Lebaran
Kamis, 4 April 2024 16:16 Wib
Polres OKU dirikan tujuh pos Operasi Ketupat Musi 2024
Rabu, 3 April 2024 22:16 Wib
Pj Bupati Banyuasin dorong RSUD Sukajadi terus tingkatkan kualitas pelayanan
Rabu, 27 Maret 2024 20:50 Wib