New York (ANTARA Sumsel) - Harga minyak membalikkan keuntungan awal menjadi berakhir lebih rendah pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena kekhawatiran tentang meningkatnya persediaan minyak mentah AS menekan pasar.
Harga minyak awalnya melonjak pada Selasa, karena dolar AS yang melemah membuat minyak dalam denominasi dolar lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,77 persen menjadi 97,685 pada akhir perdagangan Selasa.
Namun, harga minyak merosot ke wilayah merah sekitar tengah hari karena kekhawatiran tentang meningkatnya stok minyak mentah AS melebihi dampak dari melemahnya dolar AS.
Para analis memperkirakan bahwa stok minyak mentah AS naik lebih dari satu juta barel pekan lalu, setelah penurunan tidak pada musimnya dalam tujuh dari delapan minggu terakhir, menurut Reuters.
Badan Informasi Energi AS akan secara resmi merilis laporan persediaan minyak mingguan pada Rabu sore.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember turun 0,19 dolar AS menjadi menetap di 46,67 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari turun 0,47 dolar AS menjadi ditutup pada 48,14 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Berita Terkait
Kilang Pertamina Plaju menyalurkan 148.000 KL BBM momentum Lebaran
Jumat, 26 April 2024 8:05 Wib
Pertamina Sumbagsel tebar layanan tambahan BBM di jalur potensial
Kamis, 4 April 2024 23:30 Wib
Pertamina gelar uji ulang tera SPBU di OKU Raya
Selasa, 2 April 2024 19:59 Wib
Pertamina siagakan Satgas RAFI 2024 di OKU Raya
Selasa, 2 April 2024 6:54 Wib
Polres OKU gencarkan sidak SPBU
Senin, 1 April 2024 19:41 Wib
Kemenperin: Utang "rafaksi" minyak goreng akan dibayar
Senin, 25 Maret 2024 14:15 Wib
Polda Sumsel tutup 19 lokasi penyulingan ilegal di Muba
Kamis, 21 Maret 2024 18:54 Wib
HET Minyak Goreng ditahan selama Ramadhan
Rabu, 13 Maret 2024 16:53 Wib