Palembang (ANTARA Sumsel) - Pusat Pengembangan Perikanan Perairan Umum ASEAN atau SEAFDEC di Palembang meriset cara hidup ikan belida dan ikan gabus untuk menemukan metode budidaya terbaik selain di sungai, danau dan rawa.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Selatan, Galamda Israk di Palembang, Rabu, mengatakan, penelitian ini sangat dibutuhkan mengingat dua jenis ikan tersebut mulai sulit ditemukan di perairan umum bahkan untuk ikan belida sudah tergolong langka.
"Saat ini sedang diteliti untuk menemukan formula ideal. Bukan hanya ilmuan nasional yang ambil bagian dalam tim, ada juga empat orang peneliti dari Jepang," kata Galamda.
Ia mengemukakan, Sumsel sangat berharap dengan peneliti SEAFDEC karena perikanan merupakan aset daerah yang harus terus dikembangkan.
SEAFDEC yang mulai beroperasi pada 2015, diharapkan juga menjadi ujung tombaknya dalam hal menemukan bibit dan metode terbaik dalam membudidayakan ikan.
Sumsel yang memiliki perairan umum daratan (danau, dan rawa) terluas di Indonesia yakni 2,5 juta hektare terdiri atas 11 sungai serta 49 anak sungai dengan total panjang 920 km, dan 221 jenis ikan ini diharapkan berperan dalam pengembangan perikanan nasional.
"Sebenarnya, sektor perikanan ini merupakan aset Sumsel, tapi sayangnya lebih menggarap sektor perkebunan dan ekplorasi mineral. Ke depan, pemerintah ingin mengajak masyarakat dan pelaku usaha untuk menggarapnya karena peluang ekonominya sangat terbuka," kata dia.
Sementara itu selain SEAFDEC, PT Pupuk Sriwijaya juga meriset budidaya ikan belida dalam program tanggung jawab sosial perusahaan.
"Sementara ini masih dalam penelitian, belum ditemukan metode terbaik karena masih banyak yang mati," kata Direktur Utama PT Pusri Musthofa beberapa waktu lalu.
Sementara ini, Provinsi Sumatera Selatan menargetkan produksi perikanan tangkap dan budidaya mencapai 97.000 ton pada 2016 atau meningkat seribu ton dari target tahun lalu.
Sedangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2018, produksi ikan dipatok sebanyak 99 ribu ton.
Berita Terkait
KKP tangkap kapal Malaysia terindikasi sudah dimusnahkan
Jumat, 26 April 2024 11:20 Wib
Balai Karantina Sumsel gelar operasi patuh karantina di Pelabuhan Tanjung Api Api
Kamis, 4 April 2024 23:55 Wib
OKU Timur jadi penyumbang produksi Ikan Patin terbesar di Sumsel
Rabu, 27 Maret 2024 20:26 Wib
Memilih makanan berbuka dan sahur tetap sehat
Senin, 25 Maret 2024 10:04 Wib
Badan Karantina Sumsel inspeksi instalasi eksportir ikan hias
Sabtu, 23 Maret 2024 18:10 Wib
Kapal ikan Filipina yang rugikan negara Rp1,4 miliar di tangkap KKP
Kamis, 21 Maret 2024 12:50 Wib
Gemar Makan Ikan jadi bagian lomba peringatan HUT Provinsi Sumsel ke-78 2024
Rabu, 20 Maret 2024 6:51 Wib
Pemkab Muara Enim gelar subsidi harga ikan di pasar tradisional
Minggu, 17 Maret 2024 16:33 Wib