Fluktuasi IHSG Bursa Efek Indonesia masih normal

id bursa efek indonesia, bei, dorong masyarakat berinvestasi, investasi, fluktuasi ihsg bei masih normal, normal

Fluktuasi IHSG Bursa Efek Indonesia masih normal

Grafik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI). (Foto Antarasumsel.com/Prasetyo Utomo/12)

...Dari sisi protokol manajemen krisis atau 'Crisis Management Protocol' (CMP) masih normal. Kondisi penurunan tidak cuma terjadi di Indonesia tetapi juga di negara lain...
Jakarta (ANTARA Sumsel) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bahwa fluktuasi indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam beberapa hari terakhir yang cenderung mengalami tekanan hingga berada di bawah tingkat 5.000 poin dinilai masih normal.
        
"Dari sisi protokol manajemen krisis atau 'Crisis Management Protocol' (CMP) masih normal. Kondisi penurunan tidak cuma terjadi di Indonesia tetapi juga di negara lain," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida di Jakarta, Senin.
        
Di tengah situasi seperti itu, ia mengatakan bahwa OJK akan melakukan pengawasan lebih ketat sekaligus berupaya mengantisipasi sentimen selanjutnya yang dapat berdampak negatif bagi industri pasar modal.
        
Sementara itu terkait target penawaran umum perdana saham (IPO) pada tahun 2015 yang masih minim, Nurhaida mengatakan bahwa belum ada revisi target IPO dari pihak BEI. Pada tahun ini BEI menargetkan sebanyak 32 perusahaan melakukan IPO.
        
"Belum ada revisi. Kita akan lihat bersama-sama sehingga kebijakan-kebijakan yang diambil akan menjadi lebih baik dan apa yang kita targetkan tercapai," katanya.
       
Ia mengemukakan bahwa dalam daftar "pipeline" di OJK, ada sekitar delapan hingga sembilan perusahaan yang akan melakukan pelepasan sebagian sahamnya ke publik melalui mekanisme IPO diantaranya, PT Garuda Metalindo Tbk, PT Binakarya Jaya Abadi Tbk, PT Anabatic Technologies Tbk, dan PT Bank Harda Internasional Tbk.
        
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen mengatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia yang melambat menjadi salah satu faktor minimnya perusahaan melakukan IPO, namun BEI tetap optimistis target akan tercapai.

"Berapa pun pencapaian jumlah IPO kami terima. Namun tetap ada harapan bagus pada kuartal III dan IV nanti," katanya.
        
Analis PT Pefindo Riset Konsultasi Guntur Tri Hariyanto mengatakan bahwa kondisi pasar modal yang berada dalam fase volatilitas tinggi membuat arah pasar cenderung sulit diprediksi ke depannya, situasi itu dapat memicu risiko penurunan target dana IPO perusahaan.
        
"Dari emiten-emiten yang sudah IPO pada tahun ini, mereka cenderung mengalami penurunan target dana yang diperoleh, sehingga aktivitas tersebut menjadi kurang menguntungkan bagi perusahaan," katanya.