Palembang (ANTARA Sumsel) - Salah seorang warga Palembang, Bobby Apriadi tertarik menekuni budidaya ternak tikus putih, karena hewan tersebut banyak dibutuhkan konsumen, khususnya para mahasiswa dengan keuntungan cukup menjanjikan.
"Sebagian orang mungkin menganggap tikus seekor binatang yang jorok bahkan bila melihatnya lari ketakuan, tetapi anggapan tersebut tidak berlaku bagi saya dan memanfaatkan peluang menekuni ternak tikus putih menjadi suatu bisnis menguntungkan dengan omzet hingga puluhan juta rupiah per minggu," kata Bobby ketika ditemui di Palembang, Rabu.
Menurut pemuda berusia 30 tahun tinggal di kawasan Jakabaring Palembang ini, berawal dari hobi memelihara hewan reptil jenis ular, dimana tikus putih menjadi makanan sehari hari hewan peliharaannya.
Ia mengatakan, mencoba membudidayakan tikus putih untuk pakan peliharaannya yang kini menjadi bisnis terus digeluti hingga mampu meraih pendapatan hingga puluhan juta rupiah tiap minggu.
Ia mengaku, hewan yang diternakkan bukan tikus biasa lazim ditemukan, melainkan tikus jenis mencit dimana untuk ukuran besar disebut Mus Musculus, sedangkan ukuran kecil dinamakan Ret Rattus Norvegicus.
Menurut Bobby, usaha yang dimulai sejak lima tahun lalu sengaja dipelajari hingga ke Pulau Jawa, seperti di Kota Surabaya, Semarang dan Bandung, karena dalam pembudidayaan tikus putih ini sangat diperlukan keterampilan khusus agar layak, laku dijual dan menghasilkan rupiah.
Selain melakukan perawatan maupun menjaga kandang tikus putih, setiap hari pola makan maupun jenis campuran makanan yang diberikan juga harus diatur agar hewan itu bisa lebih sehat dan memenuhi standar untuk dijual.
Jenis hewan tersebut selain untuk pakan reptil peliharaannya, juga banyak digunakan bahan penelitian para mahasiswa perguruan tinggi.
Sementara, Putra Manggala, salah seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran sebagai pembeli mengatakan bahwa beli tikus putih ukuran kecil untuk bahan penelitian.
"Kita lagi menyusun skripsi mengenai luka sayat, jadi media yang digunakan nanti memanfaatkan tikur putih tersebut," katanya.
Menurut Bobby, sebagian besar konsumen adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran maupun kesehatan yang datang ke tempat penangkaran membeli kisaran Rp40 ribu dengan berat tikus putih standar penelitian ukuran 200 gram.
Pemasaran hasil penangkaran tikus pitih ini, selain memenuhi kebutuhan di Sumsel, juga dipasok ke luar kota seperti Lampung dan Bengkulu, katanya.
Berita Terkait
Sejak 2022 BRIN hasilkan suplemen atasi ternak kekurangan mineral
Jumat, 15 Maret 2024 9:49 Wib
Satgas vaksinasi Dinas Peternakan OKU siap sisir 10 ribu ternak
Jumat, 1 Maret 2024 19:18 Wib
Sepanjang 2023, 11.592 ekor hewan ternak di OKU divaksin anti-PMK
Selasa, 27 Februari 2024 19:55 Wib
Dua kerbau terluka diserang satwa liardi Sipinang Agam
Sabtu, 24 Februari 2024 17:49 Wib
Cakupan vaksin PMK di OKU Selatan capai 100 persen pada 2023
Senin, 12 Februari 2024 16:13 Wib
Mahasiswa Indonesia raih emas di ajang Thailand Inventors Day 2024
Rabu, 7 Februari 2024 15:10 Wib
Ganjar: Harga jagung yang cukup tinggi beratkan peternak
Jumat, 19 Januari 2024 11:14 Wib
Disnak OKU cegah penyebaran penyakit pada hewan
Jumat, 17 November 2023 22:32 Wib