KP4K bantu desa rawan pangan

id kp4k, kantor ketahanan pangan penyuluhan pertanian perikanan dan kehutanan, KP4K, ketahanan pangan, penyuluhan, pertanian

KP4K bantu desa rawan pangan

Ilustrasi - Rapat pleno ketahanan pangan di Kabupaten Muba. (Foto Antarasumsel.com/13/Humas Muba)

...Untuk mempercepat pengentasan desa rawan pangan, kami membuat berbagai program seperti desa mandiri pangan...
Kulon Progo (ANTARA Sumsel) - Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menganggarkan Rp100 juta untuk penanganan 27 desa rawan pangan di wilayah itu.
         
Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (KP4K) Kulon Progo Maman Sugiri, Selasa mengarakan 27 desa rawan pangan tersebut mayoritas berada di kawasan Perbukitan Menoreh, yakni Samigaluh, Girimulyo dan Kokap.
         
"Anggaran penanganan desa rawan pangan masih kecil hanya Rp100 juta per tahun. Anggaran ini hanya cukup untuk mengisi lumbung pangan yang ada di desa," kata Maman.
         
Dia mengatakan masih tingginya jumlah desa rawan pangan disebabkan tingginya angka kemiskinan yang mencapai 23 persen dari jumlah pendudk 388 ribu jiwa. Namun, pada 2013 jumlah desa rawan ini mengalami penurunan dari sebelumnya 34 desa.
        
"Kemiskinan menyebabkan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok sangat rendah. Untuk itu, kami mengupayakan menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap beras," kata dia.
        
Ia mengatakan indikator yang digunakan ada tiga yakni akses pangan, ketersedian pangan dan pemanfaatan pangan. Saat ini, harga kebutuhan pokok di Kulon Progo relatif stabil, tapi jumlah kemiskinan tinggi dan pendapatan masyarakat rendah menyebabkan daya beli rendah.
         
Selain itu, ketersediaan pangan di Kulon Progo setiap tahunnya surplus 40-45 ribu ton beras.
         
"Untuk mempercepat pengentasan desa rawan pangan, kami membuat berbagai program seperti desa mandiri pangan di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, dan Desa Hargorejo di Kecamatan Kokap," katanya.
         
Pada 2013, kata dia, pihaknya berhasil menurunkan komsumsi beras dari 83 kg/kapita/tahun menjadi 79 kg/kapita/tahun. Penurunan komsumsi beras ini cukup bagus.
         
"Saat ini, kami berupaya mengkampanyekan masyarakat mengkonsumsi makanan pengganti beras seperti ketela. Kita ketahui bersama, angka produksi padi di Kulon Progo mengalami penurunan karena serangan hama, sedangkan jumlah penduduk semakin banyak," kata Maman.