Semarang (ANTARA Sumsel) - Museolog Universitas Indonesia Kresno Yulianto mengatakan citra
museum yang selama ini hanya dipandang sebagai tempat menyimpan
barang-barang kuno perlu diubah agar kian menarik.
"Sekarang ini, berbagai upaya untuk mendekatkan museum ke
masyarakat terus dilakukan, salah satunya melalui Gerakan Nasional Cinta
Museum (GNCM) sejak 2010," katanya di Semarang, Sabtu (15/12) malam.
Hal itu diungkapkan Ketua Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya
(FIB) UI itu usai "Sosialisasi Duta Museum di 33 Provinsi; Duta Museum
Indonesia-Jateng 2012" yang berlangsung di Hotel Patra Jasa Semarang.
Seiring dengan berbagai langkah untuk menarik kunjungan masyarakat
ke museum, kata dia, museum juga harus siap dikunjungi. Sebab, jangan
sampai masyarakat datang tapi museumnya ternyata tidak siap.
"Ada banyak aspek yang perlu disiapkan, mulai fisik, manajemen,
program, jaringan, hingga pencitraan. Salah satunya melalui pemilihan
duta museum ini untuk mengubah citra museum yang semula kuno," katanya.
Para Duta Museum ini, kata Kresno, harus bisa mengedukasi
masyarakat agar mengapresiasi dan mengunjungi museum, bukan lagi dengan
paradigma kuno tentang museum, tetapi paradigma baru yang lebih menarik.
Kepala Bidang Kesejarahan dan Kepurbakalaan Dinas Pariwisata Jateng
Suhardi mengakui pandangan konservatif masyarakat tentang museum
sebagai lembaga bersuasana statis yang mengurusi benda-benda kuno.
"Pandangan statis tentang museum ini harus diubah menjadi dinamis.
Museum harus dicitrakan sebagai tempat rekreasi reresentatif dan
menyenangkan, di samping tempat menambah ilmu pengetahuan," katanya.
Kehadiran Duta Museum Jateng 2012, kata dia, diharapkan mampu
mendukung upaya menumbuhkembangkan citra yang lebih positif terhadap
museum, khususnya museum-museum yang ada di wilayah Jateng.
"Kami mengirimkan 10 nama untuk mengikuti seleksi Duta Wisata
Jateng ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan akhirnya terpilih
dua orang. Proses seleksi ditangani oleh kementerian," kata Suhardi.
Dua orang terpilih sebagai Duta Museum Jateng 2012, yakni Tyas
Windu Manisa (20) mahasiswi FIB Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Dwi
Rahmi Suryandari (25) ibu satu putra alumnus FISIP UGM Yogyakarta.
Duta Museum Jateng 2012 Tyas Windu Manisa mengungkapkan
kecintaannya terhadap museum yang mendorongnya mengikuti seleksi duta
museum tersebut, sebab museum selama ini kurang dicintai oleh
masyarakat.
Mahasiswi asal Salatiga itu mengaku sempat menjadi "volunteer
guide" di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta sehingga sedikit banyak
membantunya memahami seluk beluk museum dan permasalahan yang dihadapi.
"Saya rasa museum perlu banyak pembenahan, salah satunya
pencitraan. Museum harus menjadi tempat yang menarik dan menyenangkan
agar banyak wisatawan datang," kata Duta Wisata Salatiga 2010 itu. (ANT)
Citra museum sebagai tempat kuno perlu diubah
...Sekarang ini, berbagai upaya untuk mendekatkan museum ke masyarakat terus dilakukan, salah satunya melalui Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM) sejak 2010...