Suarakan isu kekerasan rumah tangga di film thriller "Sehidup Semati"

id Resensi film, sehidup semati, film,berita palembang, berita sumsel

Suarakan isu kekerasan rumah tangga di film thriller "Sehidup Semati"

Tangkapan layar Poster film "Sehidup Semati" produksi Starvision dan sutradara Upi (ANTARA/YouTube StarvisionPlus)

Bagaimanakah nasib pernikahan Renata? Apakah Asmara membantu mengungkap perselingkuhan Edwin, atau justru Renata terjebak pada mulut manis Asmara?
 
Film ini juga dibintangi aktor dan aktris kenamaan lainnya seperti Maya Hasan yang berperan sebagai Ibu Renata, Lukman Sardi sebagai pemuka agama, dan Ivanka Suwandi sebagai Maya.
 
"Sehidup Semati" memberikan kesan film "dark" yang berbeda dari film lain. Kesan mencekam layaknya film horor juga ditampilkan dalam beberapa adegan yang semakin menambah ketegangan dan rasa penasaran akan apa yang selanjutnya terjadi.
 
Beberapa angle pengambilan gambar yang tidak biasa juga dilakukan penata kamera oleh Yunus Pasolang sebagai dinamika baru dalam menghidupkan cerita.
 
Penonton pun akan dibuat bingung dengan alur yang maju mundur, namun jika dipahami dengan saksama, penonton akan merasakan kesan layaknya detektif sedang mengungkap kasus kekerasan rumah tangga.
 
Setelah menonton film ini juga meninggalkan kesan bertanya-tanya dan ikut berusaha memecahkan permasalahan yang dibawa antara peran Renata, Asmara, Edwin dan Ana.
 
Sang sutradara Upi, ingin mengangkat isu ini karena menganggap isu kekerasan rumah tangga sangat dekat dengan masyarakat Indonesia namun sangat sedikit yang mau mengangkat tema ini ke layar lebar.
 
Perlu 13 tahun bagi Upi untuk meyakinkan skenario ini ke berbagai produser dan akhirnya berlabuh pada Starvision yang juga berani mengangkat tema tabu ini.
 
“Ide dasar cerita film ini lahir dari dogma-dogma atau ayat-ayat yang seringkali disalahtafsirkan dan disalahgunakan, yang membuat posisi perempuan atau istri menjadi sangat lemah dan rentan," kata Upi.
 
Pesan yang ingin disampaikan pada film ini adalah ada beberapa kultur atau dogma yang menyebabkan adanya karakter seperti Edwin ataupun Renata. Upi ingin isu ini semakin mencerahkan penonton bahwa kejadian serupa masih banyak terjadi di Indonesia dan perempuan diharapkan bisa lebih bisa berbicara dan berekspresi melawan kekerasan yang dialaminya.
 
“Melalui film ‘Sehidup Semati’ saya ingin memberikan pernyataan bahwa kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga masih kerap diabaikan. Melalui Renata saya ingin memantik diskusi kepada penonton bagaimana efek KDRT yang kerap diabaikan,” tambahnya.
 
Film "Sehidup Semati" akan tayang di bioskop pada tanggal 11 Januari 2024.