Jakarta (ANTARA) - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan sentimen terhadap nilai tukar rupiah yang melemah dipengaruhi adanya potensi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).
“Gubernur bank sentral (Federal Reserve/The Fed) AS Jerome Powell dinihari tadi dalam panel diskusi IMF (International Monetary Fund) mengatakan bahwa bank sentral tidak yakin kalau suku bunga acuan sudah cukup tinggi untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen,” kata dia ketika dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.
Pernyataan tersebut menurunkan probabilitas suku bunga acuan The Fed ditahan dalam Federal Open Market Committee (FOMC) pada Desember 2023.
Menurut hasil survei CME FedWatch Tool, ada penurunan keyakinan dari investor bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuan di kisaran 5,25-5,5 persen dari 93 persen pada Kamis (9/11) menjadi 85,4 persen pada hari ini.
Berita Terkait
Kurs rupiah alami tekanan pasca pengumuman rapat The Fed
Rabu, 8 Mei 2024 12:00 Wib
Analis perkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak datar
Selasa, 7 Mei 2024 9:41 Wib
Rupiah menguat seiring data NFP AS lebih rendah dari perkiraan
Senin, 6 Mei 2024 9:45 Wib
Rupiah menguat, pasar masih cerna pernyataan Gubernur The Fed
Kamis, 2 Mei 2024 11:40 Wib
Rupiah melemah karena dolar AS rebound
Jumat, 22 Maret 2024 9:50 Wib
Harga emas turun karena penguatan indeks dolar AS
Rabu, 13 Maret 2024 8:10 Wib
Rupiah naik dipengaruhi peluang pemangkasan dolar AS
Kamis, 7 Maret 2024 10:18 Wib
Harga emas naik
Sabtu, 24 Februari 2024 9:43 Wib