Jakarta (ANTARA) - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan sentimen terhadap nilai tukar rupiah yang melemah dipengaruhi adanya potensi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).
“Gubernur bank sentral (Federal Reserve/The Fed) AS Jerome Powell dinihari tadi dalam panel diskusi IMF (International Monetary Fund) mengatakan bahwa bank sentral tidak yakin kalau suku bunga acuan sudah cukup tinggi untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen,” kata dia ketika dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.
Pernyataan tersebut menurunkan probabilitas suku bunga acuan The Fed ditahan dalam Federal Open Market Committee (FOMC) pada Desember 2023.
Menurut hasil survei CME FedWatch Tool, ada penurunan keyakinan dari investor bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuan di kisaran 5,25-5,5 persen dari 93 persen pada Kamis (9/11) menjadi 85,4 persen pada hari ini.
Berita Terkait
Rupiah melemah karena dolar AS rebound
Jumat, 22 Maret 2024 9:50 Wib
Harga emas turun karena penguatan indeks dolar AS
Rabu, 13 Maret 2024 8:10 Wib
Rupiah naik dipengaruhi peluang pemangkasan dolar AS
Kamis, 7 Maret 2024 10:18 Wib
Harga emas naik
Sabtu, 24 Februari 2024 9:43 Wib
Analis: Pemilu aman dukung penguatan rupiah terhadap dolar AS
Kamis, 15 Februari 2024 10:51 Wib
Polisi ungkap kasus peredaran uang palsu dolar Singapura
Rabu, 31 Januari 2024 15:12 Wib
Rupiah anjlok menjadi Rp15.826 per dolar AS tertekan kinerja dolar AS
Kamis, 25 Januari 2024 16:17 Wib
Nilai ekspor Sumsel capai 464,65 juta dolar AS pada November 2023
Kamis, 4 Januari 2024 7:59 Wib