Kisah Merry si penyintas kanker payudara

id penyintas kanker payudara, kanker,berita sumsel, berita palembang

Kisah Merry si penyintas kanker payudara

Merry Handoko dalam acara One Pink One Hope di Jakarta, Minggu (22/10/2023). (ANTARA/HO-Dokumentasi pribadi)

Deteksi SADARI PerikSA payuDAra sendiRI (SADARI) merupakan slogan yang digaungkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI).

Slogan tersebut bertujuan untuk mengampanyekan deteksi dini secara mandiri kemungkinan adanya penyakit kanker payudara pada tubuh seseorang.

Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menyatakan semakin dini kanker terdeteksi, maka harapan hidup pengidap tersebut semakin besar.

Data YKI, 70 persen pasien kanker, baru memulai pengobatan pada fase lanjut (stadium tiga) atau fase akhir (stadium empat).

Hal tersebut menjadi penyebab tingginya angka kematian akibat kanker payudara di Indonesia.

Merujuk data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2020, pengidap kanker payudara di Indonesia, yakni sebanyak 65.858 kasus, dan lebih dari 22.000 orang kehilangan nyawanya akibat tumor ganas yang ada pada bagian payudara tersebut.

Angka harapan hidup para penderita kanker menggunakan skema per 5 tahun (5 years survival rate). Mekanisme ini akan memonitor perkembangan kesehatan penderita selama 5 tahun sekali.

Pada stadium awal angka harapan hidup penderita sangat tinggi, yakni menyentuh angka 95 persen, lalu akan menurun menjadi 80 persen pada fase stadium dua, menjadi 70 persen, serta akan merosot secara drastis menjadi 15 persen pada stadium empat.

Oleh karena itu, dengan melakukan SADARI selama dua minggu sekali akan meminimalisasi potensi keterlambatan penanganan ketika terserang penyakit kanker payudara.

Kanker atau tumor ganas pada payudara itu memerlukan waktu 5-15 tahun untuk menjadi benjolan. Makannya kita ingatkan masyarakat bahwa kita bisa menemukan tumor di tubuh kita sedini mungkin, dengan pemeriksaan SADARI.

Kanker payudara tak hanya menyerang pada wanita, namun juga bisa menyerang pada pria, dan biasanya kanker payudara di pria lebih ganas dan berbahaya, namun kasus ini jarang terjadi.

Sehingga pendeteksian dini adanya potensi kanker payudara menjadi penting bagi seluruh kalangan masyarakat.

Selain itu, Kemenkes juga menyiapkan empat strategi guna menanggulangi penyakit kanker.

Keempat pilar tersebut adalah promosi kesehatan, perlindungan khusus, deteksi dini, dan penanganan kasus.

Masyarakat bisa melakukan pengecekan medis di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) apabila muncul tanda-tanda kanker payudara.

Diharapkan melalui SADARI dan pengecekan medis, angka kematian akibat kanker payudara bisa diminimalkan. Kata bijak bahwa "lebih baik mendeteksi dari dapada menangani" menjadi pilihan terbaik yang harus dijalani oleh masyarakat, sehingga terhindar dari dampak fatal dari penyakit tersebut. Pemerintah telah hadir lewat program SADARI dan masyarakat harus berpartisipasi untuk peduli pada kesehatan diri.