Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais, Jakarta dr Mariska Pangaribuan mengatakan baik rokok elektrik atau vape maupun rokok konvensional sama-sama memiliki risiko menyebabkan kanker paru.
"Menurut kami, dokter paru, baik itu vape maupun rokok itu memiliki risiko yang sama terhadap kanker paru, karena tetap ada nikotin dan zat-zat kimia yang dibakar dan dihirup ke dalam" katanya dalam diskusi mengenai kanker paru yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Mariska menilai anggapan penggunaan vape sebagai langkah awal yang lebih aman untuk berhenti merokok belum terbukti secara pasti.
Ia mengungkapkan hal tersebut salah satunya disebabkan oleh siklus terjadinya kanker paru pada perokok aktif, di mana pada umumnya kanker baru terjadi setelah aktif merokok selama kurang lebih 20 tahun.