Sumsel dorong RSUD Siti Fatimah terapkan teknologi terkini

id rsud,rsud sumsel,wagub sumsel,rsud siti fatimah

Sumsel dorong RSUD Siti Fatimah terapkan teknologi terkini

Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya. (ANTARA/HO-Pemprov Sumsel)

Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mendorong Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah menerapkan teknologi terkini kesehatan untuk meningkatkan pelayanan ke masyarakat.

Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya di Palembang, Senin, mengatakan RSUD harus menerapkan konsep modern dalam manajemen rumah sakit dengan didukung penggunaan peralatan canggih.

“Ini penting karena Sumsel berharap RSUD ini bukan hanya sarana kesehatan tapi juga bisa menggarap health tourism. Berapa banyak warga kita yang saat ini berobat ke luar negeri,” kata dia saat menerima kunjungan jajaran manajemen RSUD Siti Fatimah.

Menurut dia, pelayanan kesehatan penting bagi masyarakat, karena itu Pemprov Sumsel mendukung langkah-langkah yang diambil manajemen RSUD Siti Fatimah dalam mengembangkan pelayanannya.

Direktur RSUD Siti Fatimah Syamsuddin Isaac Suryamanggala mengatakan pengembangan rumah sakit ini memiliki tiga konsep yakni memaksimalkan area penghijauan, fasilitas gedung, dan pelayanan.

Pihaknya akan memanfaatkan lahan dengan luas 700 ribu meter persegi untuk memaksimalkan layanan cek kesehatan.

Fasilitas gedung yang disediakan akan terdiri atas MCU dan rehab medik, office tower , function hall, kolam, healing garden, workshop, rekam medis, taman dan gedung parkir berkapasitas 600 mobil serta auditorium yang terkoneksi dengan LRT.

“Konsep kedua juga memaksimalkan area penghijauan dengan fasilitas yang sama dengan konsep pertama, dan konsep ketiga yakni adanya fasilitas gedung full kaca yang memiliki lahan kurang lebih 42 ribu meter persegi,” kata dia.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengembangkan wisata medis dengan menambah layanan bedah jantung dan cuci darah (hemodialisis) di RSUD Siti Fatimah.

Peluang pengembangan segmen wisata ini terbuka karena terdata sebagian besar masyarakat berpenghasilan menengah ke atas memilih berwisata medis di luar negeri.

“Selama ini rumah sakit yang memiliki layanan cuci darah sangat terbatas sehingga ini menjadi peluang, dengan harapan mereka (warga, red.) tidak lagi ke luar negeri,” kata dia.