BI: Hilirisasi komoditas akan dorong nilai tambah perekonomian Sumsel

id ekonomi,ekonomi sumsel,hilirisasi,komoditas,pertumbuhan ekonomi,bank indonesia,bi sumsel,karet,batu bara,minyak sawit

BI: Hilirisasi komoditas akan dorong nilai tambah perekonomian Sumsel

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Erwin Soeriadimadja dalam konferensi pers Laporan Perekonomian Provinsi Sumsel dan Kesiapan Pemenuhan Kebutuhan Uang Tunai pada periode Ramadhan/Idul Fitri 1443 Hijriah di Palembang, Senin (11/4/22). (ANTARA/Dolly Rosana)

Dengan upaya-upaya ini diharapkan pertumbuhan ekonomi Sumsel bisa melejit sehingga tidak tertahan di kisaran 5,0 persen
Palembang (ANTARA) - Hilirisasi komoditas andalan meliputi batu bara, minyak sawit (CPO) dan karet akan mendorong nilai tambah dalam perekonomian Sumatera Selatan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Erwin Soeriadimadja mengatakan adanya hilirisasi akan mengakselerasi pemulihan ekonomi Sumsel yang sempat terdampak COVID-19.

“Salah satunya proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) yang telah mencapai tahapan ground breaking kini, dapat menjadi pendorong perekonomian Sumsel,” kata Erwin dalam konferensi pers Laporan Perekonomian Provinsi Sumsel dan Kesiapan Pemenuhan Kebutuhan Uang Tunai pada periode Ramadhan/Idul Fitri 1443 Hijriah di Palembang, Senin.

Ia mengatakan, bagi Sumsel, peluang untuk menghilirkan produk karet, sawit, dan batu bara itu sangat mungkin terlaksana asalkan ada sinergi dan keseriusan dari banyak pihak untuk mewujudkannya.

Untuk itu dibutuhkan penguatan koordinasi antarinstansi baik di tingkat pusat maupun daerah, alignment (jajaran) industri, serta adanya pemberian insentif sehingga mampu mengakselerasi tumbuhnya hilirisasi.

Baca juga: BI: Pemulihan ekonomi Sumsel diyakini segera terwujud

Selain hilirisasi, BI menilai perlu juga membuka sumber-sumber ekonomi baru untuk mempercepat pemulihan ekonomi di Sumsel, di antaranya UMKM, ekonomi kreatif dan ekonomi syariah.

Kemudian, yang tak kalah penting yakni mendorong pertumbuhan ekonomi keuangan digital, baik melalui digitalisasi di sektor pertanian (digital farming), UMKM (e-commerce), sektor pembayaran ritel antara lain melalui perluasan akseptasi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) yang merupakan cara membayar dengan metode QR Code.

Selain itu, Sumsel juga harus mempercepat digitalisasi di kabupaten/kota melalui sinergitas tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota.

“Dengan upaya-upaya ini diharapkan pertumbuhan ekonomi Sumsel bisa melejit sehingga tidak tertahan di kisaran 5,0 persen,” kata Erwin.

Sementara itu, pada 2022, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Sumsel dikisaran 3,56 persen hingga 5,16 persen (year on year), yang mana masih akan bertumpu pada ekspor komoditas dan konsumsi rumah tangga.

Baca juga: Presiden janjikan tahapan hilirisasi SDA akan semakin meningkat

Baca juga: Proyek DME jadi bukti Indonesia buka peluang investasi bagi semua negara