BI: Pemulihan ekonomi Sumsel diyakini segera terwujud

id bi,bank indonesia,bi sumsel,ekspor,ekspor sumsel,ekonomi sumsel,batu bara,hilirisasi

BI: Pemulihan ekonomi Sumsel diyakini segera terwujud

Alat berat merapikan tumpukan batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj)

Palembang (ANTARA) - Bank Indonesia menilai pemulihan ekonomi Sumatera Selatan diyakini segera terwujud karena terjadinya penguatan dari sisi ekspor, hilirisasi, pemberdayaan UMKM, hingga mencari sumber pertumbuhan baru.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan R. Erwin Soeriadimadja di Palembang, Rabu, mengatakan ruang akselerasi untuk memulihkan ekonomi Sumsel bahkan saat ini sudah terbuka lebar setelah sempat terdampak pandemi COVID-19.

“Kita harus bangkit dan optimistis untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui berbagai strategi,” katanya saat menjadi pembicara dalam Webinar South Sumatra Economic Outlook 2022: Peluang dan Tantangan.

Ekspor sejauh ini merupakan daya dorong terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Sumsel pada 2021 meski masih di tengah pandemi COVID-19.

Harga komoditas yang melonjak di pasar internasional untuk karet, minyak sawit, batu barat telah membuat pemulihan ekonomi di Sumsel berlangsung lebih cepat.

Ia menyebutkan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, komponen ekspor menempati peringkat ketiga dengan andil sebesar 19,30 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.

Namun demikian, Sumsel diminta untuk tidak terlena dengan ekspor komoditas yang mayoritas masih bahan mentah.

Bank sentral menilai sudah saatnya sebagai daerah penghasil, Sumsel juga memperkuat hiirisasi.

Ia mencontohkan hilirisasi untuk komoditas batu bara sehingga memiliki nilai tambah dan melahirkan industri turunan lainnya.

“Ini perlu sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, karena ketika masuk hilirisasi pastinya tidak hanya satu industri saja,” katanya.

Erwin menambahkan pemulihan ekonomi juga dapat tercapai melalui sumber-sumber pertumbuhan baru. Sasarannya adalah pada sektor ekonomi kreatif, pariwisata dan UMKM lantaran Sumsel memiliki potensi di bidang tersebut.

“Karena kita tidak bisa bersandar pada batu bara saja, harus ada penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi baru,” kata dia.

Seiring dengan bank sentral, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel), pun telah merancang delapan strategi untuk pemulihan ekonomi.

Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Setda Sumsel, Ekowati Retnaningsih, mengatakan pihaknya berharap pertumbuhan ekonomi yang inklusif dapat terwujud pada tahun ini.

“Hilirisasi SDA, UMKM naik kelas dan pengembangan sumber pertumbuhan baru masuk dalam strategi yang kami rancang,” katanya.

Di samping itu, Ekowati melanjutkan, pemprov juga menitikberatkan pada peluang ekspor yang sudah terbuka lebar seiring pemulihan ekonomi global.

Namun demikian, besarnya peluang untuk meningkatkan ekspor ke negara tujuan, seperti Tiongkok dan pasar lainnya masih menghadapi kendala.

“Karena kita lihat bahwa ekspor ini masih ada yang melalui pelabuhan di luar Sumsel,” katanya.

Oleh karena itu, pemprov menilai pentingnya memiliki pelabuhan laut dalam atau samudra untuk menunjang peningkatan ekspor.

Pemprov Sumsel menargetkan dapat merealisasikan ground breaking Pelabuhan Tanjung Carat di Kabupaten Banyuasin.

Pelabuhan yang masuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN) ditaksir menelan investasi senilai Rp8 triliun.

“Pemprov sedang berjuang untuk mewujudkan Pelabuhan Tanjung Carat karena dampaknya sangatnya besar, ke hilirisasi, ekspor komoditas bahkan untuk penyerapan tenaga kerja,” katanya.

Ia melanjutkan jika pelabuhan tersebut terealisasi juga bisa memperlancar upaya lain untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terutama dukungan terhadap revitalisasi pertanian.

Ekowati mengemukakan berbagai strategi yang dikembangkan pemprov turut bertujuan untuk menekan angka kemiskinan yang masih di atas rata-rata nasional.

Diketahui, tingkat kemiskinan Sumsel per September 2021 sebesar 12,79 persen meski grafiknya terus menunjukkan penurunan, namun angka itu masih tinggi jika dibandingkan angka nasional yang sebesar 9,71 persen.