Presiden akui sosialisasi vaksinasi COVID-19 masih kurang

id presiden jokowi,covid-19,sosialisasi

Presiden akui sosialisasi vaksinasi COVID-19 masih kurang

Presiden Jokowi memberikan penjelasan kepada pemimpin redaksi media nasional di Istana Merdeka Jakarta pada Rabu (20/2/2021). ANTARA/Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden

Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengakui sosialisasi mengenai vaksinasi COVID-19 masih kurang di tengah masyarakat.

"Betul sosialisasi itu kurang, paling penting memang kesadaran dan memang tidak ingin sanksi ini kita tonjol-tonjolkan," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka yang termuat dalam channel Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu.

Dalam keterangan tayangan tersebut, pernyataan itu disampaikan saat berbincang dengan para pemimpin redaksi media nasional.

"Itu namanya kan orang disuruh vaksin tapi ditakut-takuti, saya kira tidak sepeti itu yang kita inginkan. Kesadaran yang baik saya kira yang diperlukan," ungkap Presiden.

Presiden pun mencontohkan pengalamannya saat melihat vaksinasi massal untuk para pedagang Pasar Tanah Abang, Jakarta, pada Rabu (17/2).

"Ini memang kurang sosialisasi, jadi yang dulunya dia (pedagang) tidak mau tapi tidak tahu bagaimana akhirnya terbawa duduk kursi yang disediakan karena kita melakukannya di lokasi. Jadi (lokasi) itu mempengaruhi sekali, suntikan di lokasi itu saya kira penting," tambah Presiden.


Menurut Presiden, pedagang di pasar juga dipengaruhi temannya apakah vaksinasi tersebut menyakitkan atau biasa saja.

"Kalau saya lihat setelah 1-2 orang disuntik, kemudian melewati temannya (ditanya) 'bagaimana?', 'tidak apa-apa', oh ya tidak apa-apa. Jadi memang berkaitan dengan sosialisasi baru hanya menjelaskan vaksin aman dan halal, ternyata dari yang kita lakukan ke pedangang pasar dari 10 pedagang yang kita tanya, yang mau divaksin hanya 3, yang 7 tidak mau," ungkap Presiden.

Namun bila ada 1-2 orang pedangang yang sudah berani divaksi akhirnya yang lain pun berani mengikuti.

"Tapi saya lihat tadi, waktu di Tanah Abang, semuanya berbondong-bondong karena begitu yang satu berani, yang kedua berani, ketiga berani, yang lain mengikuti, ya bagus begitu, jadi ini mungkin kurang sosialisasi," ungkap Presiden.

Presiden meyakini sosialisasi dari mulut ke mulut mengenai vaksinasi juga diperlukan.

"Saya kira kampanye dari mulut ke mulut akan muncul menurut saya, karena kita jelaskan di medsos mereka tidak buka medsos, kita jelaskan di TV, mereka pas tidak lihat tv, ini sulit kadang-kadang," kata Presiden.

Menurut Presiden Jokowi, pemerintah tetap menargetkan vaksinasi terhadap 182 juta orang dan sudah mengantongi komitmen pengadaan 426 juta vaksin.