Palembang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik merilis kinerja ekspor Sumatera Selatan mulai membaik sejak Juni 2020 seiring dengan kebijakan normal baru.
Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih di Palembang, Kamis, mengatakan peningkatan ekspor itu juga didorong oleh re-opening ekonomi di sejumlah negara tujuan.
“Tidak apa-apa ekspor naik tipis, nanti kalau diakumulasikan bisa besar juga,” kata dia.
Baca juga: Indonesia siap penuhi kebutuhan cangkang sawit dan pelet kayu Jepang
Ekspor Sumatera Selatan mulai naik tipis pada Juni 2020 jika dibanding bulan sebelumnya yang didukung oleh peningkatan pada komoditas andalan, berupa karet, CPO dan kertas tisu.
Berdasarkan data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, nilai ekspor Sumsel pada Juni 2020 mencapai 245,72 juta dolar AS, naik sebesar 2,03 persen dibanding Mei 2020 yang senilai 240,84 juta dolar AS.
Endang mengatakan peningkatan ekspor tersebut terlihat untuk tujuan negara Malaysia, Amerika Serikat, dan Tiongkok. Ketiga negara tersebut merupakan pasar utama untuk komoditas karet, CPO maupun bubur kayu/pulp serta kertas tisu.
Baca juga: Mengapa kinerja ekspor industri Sumsel anjlok 17,32 persen?, ternyata ini penyebabnya
Berdasarkan catatan BPS, kenaikan tertinggi terjadi pada komoditas karet yang mencapai 20,38 persen (month to month/mtm). Pada Mei 2020, ekspor karet tercatat 58,60 juta dolar AS sementara pada Juni melejit jadi 78,98 juta dolar AS.
Selanjutnya, kenaikan juga terjadi pada minyak sawit dan fraksinya sebesar 13,03 persen dari semula 2,31 juta dolar AS menjadi 15,33 juta dolar AS.
Endang menambahkan ekspor nonmigas Sumsel pada Juni juga menunjukkan perkembangan yang dinamis, di mana pihaknya memantau ada ekspor produk farmasi (obat) dari provinsi itu.
“Ini menunjukkan bahwa Sumsel juga memproduksi obat-obatan dan saat ini masuk sebagai 10 komoditas dominan bagi ekspor nonmigas,” kata dia.
Baca juga: Indonesia menang dari tindakan safeguard produk kaca Filipina
Tak hanya itu, kata dia, di sektor pertanian Sumsel juga memiliki potensi ekspor yang cukup cerah. Salah satunya berasal dari komoditas kelapa.
“Ekspor kelapa bukan hanya santan tapi tempurungnya juga dicari orang, inilah potensi yang bisa digali,” kata dia.
Bahkan, kata dia, ekspor dari sektor pertanian meroket hingga 469,12 persen dari semula 0,73 juta dolar AS menjadi 4,15 juta dolar AS. Namun memang, kontribusi sektor tersebut masih rendah, yakni hanya 0,84 persen, ketimbang sektor industri yang menguasai 74,55 persen ekspor Sumsel.
Berita Terkait
Ubur-ubur dari perairan Sumsel diminati Tiongkok
Rabu, 24 April 2024 16:36 Wib
Karantina Sumsel dan importir Tiongkok tinjau kebun kopi Pagaralam
Senin, 22 April 2024 16:57 Wib
Balai Karantina Sumsel tinjau desa penghasil vanili berkualitas ekspor
Jumat, 19 April 2024 22:20 Wib
Balai Karantina Sumsel dampingi ekspor ubur-ubur Sungsang ke Tiongkok
Selasa, 2 April 2024 15:14 Wib
Standar baku belum ada, Peternak madu sulit ekspor madu
Minggu, 24 Maret 2024 0:13 Wib
Ekspor Babel Januari turun , ini penjelasan BPS
Sabtu, 2 Maret 2024 12:55 Wib
Kilang Pertamina Plaju-Bea Cukai optimalkan ekspor-impor
Rabu, 21 Februari 2024 19:02 Wib
Revisi kebijakan ekspor dinilai berpotensi turunkan budi daya lobster
Senin, 12 Februari 2024 10:25 Wib